Computer File
Peranan analisa breakeven point yang dimodifikasi dalam membantu pembuatan keputusan rencana investasi komputerisasi proses desain pada departemen printing PT.X
Krisis ekonomi yang melanda kawasan Asia khususnya Indonesia telah
menyebabkan persaingan yang semakin ketat dan berat. Perusahaan-perusahaan
yang ingin bertahan dan berkembang harus benar-benar efisien dalam semua
kegiatannya. Perusahaan-perusahaan yang tidak mampu menghadapi persaingan
karena masalah internal ataupun eksternal terpaksa menutup usahanya. Pada
sektor industri tekstil banyak perusahaan yang terpaksa 'gulung tikar'. Hal ini
menyebabkan permintaan akan produk perusahaan untuk tiap perusahaan
mengalami peningkatan.
Walaupun krisis ekonomi sedang berlangsung, permintaan atas kain akan
terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk karena kain termasuk
dalam kebutuhan sandang yang merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia.
Pada mulanya jenis kain yang ditawarkan hanya jenis kain polos, tetapi seiring
dengan perkembangan jaman jenis kain yang ditawarkan juga semakin banyak.
Seperti halnya perusahaan lain, PT. X yang sudah berkecimpung dalam
bidang tekstil sejak 20 tahun lalu ini mempunyai tujuan untuk memperoleh laba
optimal yang berorientasi bukan hanya laba jangka pendek saja tetapi lebih pada
laba jangka panjang. Pada mulanya PT. X hanya memiliki bagian tenun saja, tetapi
sekarang sudah memiliki bagian printing tersendiri. Perkembangan ini sejalan
dengan perkembangan permintaan konsumen akan kain yang mulai bergeser dari
jenis kain polos ke jenis kain yang bermotif. Melihat adanya perkembangan tersebut
dan adanya kebutuhan untuk peningkatan efisiensi dalam mempertahankan
eksistensinya serta pengembangan kegiatan usahanya serta adanya peningkatan
permintaan akan produk perusahaan maka PT. X bermaksud melakukan investasi
untuk meningkatkan kemampuan design perusahaan yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kapasitas produksi serta penjualan secara keseluruhan. Perusahaan
bermaksud untuk melakukan investasi dengan membeli seperangkat komputer dan
peralatannya dari sebuah perusahaan tekstil terkemuka di Korea. Peralatan ini
merupakan teknologi terkini dalam bidang industri tekstil untuk meningkatkan
kemampuan design pada bagian printing perusahaan.
Mengingat investasi ini membutuhkan dana yang cukup besar dengan masa
investasi jangka panjang, PT. X harus lebih berhati-hati dalam pembuatan
keputusan apakah sebaiknya rencana investasi ini dilakukan atau tidak. Oleh karena
itu, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai "Peranan
Analisa Breakeven Point yang Dimodifikasi dalam Membantu Pembuatan Keputusan
Rencana Investasi Komputerisasi Proses Desain pada Departemen Printing PT. X.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif yang dimulai dengan pengumpulan data, pengolahan data, analisa untuk
kemudian ditarik kesimpulannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
penelitian lapangan secara langsung dan mempelajari literatur-literatur yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. Untuk penelitian lapangan kegiatan-kegiatan
yang dilakukan adalah observasi, wawancara, serta pengumpulan dan
penggunaan arsip-arsip dari perusahaan yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
Dan data-data yang diperoleh dilakukan analisa breakeven point untuk rata-rata
proyeksi kegiatan operasi perusahaan per tahun selama masa investasi antara
keadaan jika investasi dilakukan dengan keadaan jika investasi tidak dilakukan.
Proyeksi kegiatan operasi perusahaan selama masa investasi diperoleh dengan
memproyeksikan kegiatan opemsi perusahaan saat ini dengan menggunakan
asumsi-asumsi yang dianggap paling mendekati keadaan yang sebenarnya dimasa
yang akan datang. Analisa breakeven point yang dimodifikasi menghitung berapa
tingkat penjualan minimal yang harus dicapai oleh perusahaan selama masa
investasi agar NPV dari proyek tersebut = 0.
Hasil dari perhitungan analisa breakeven point dapat dilihat pada bagan
berikut ini:
Bagan analisa breakeven point
breakeven point
keadaan awal Rp. 39.030.906.940
tidak investasi Rp. 47.969.534.190
inventasiRp. 50.317.690.070
contribution margin ratio
keadaan awal 27.98%
tidak investasi 32.86%
inventasi 32.68%
margin of safety ratio
keadaan awal 63.94%
tidak investasi 78.13%
inventasi 79.54%
operating income ratio
keadaan awal 17.89%
tidak investasi 25.67%
inventasi 26.00%
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa telah tejadi peningkatan yang
Contribution margin ratio
cukup signifikan baik untuk keadaan apabila investasi tidak dilakukan maupun
apabila investasi dilakukan dibandingkan dengan keadaan awal. Secara garis besar
dapat pula disimpulkan bahwa hasil analisa breakeven untuk keadaan apabila
investasi dilakukan adalah lebih baik bila dibandingkan dengan keadaan apabila
investasi tidak dilakukan, khususnya laba operasi perusahaan yang lebih besar,
Dari hasil perhitungan analisa breakeven yang dimodifikasi diperoleh bahwa
titik breakeven dalam artian NPV = 0 dapat dicapai apabila tingkat volume penjualan
dari proyek komputerisasi proses desain dari departemen printing PT. X tersebut
adalah sebesar 2.921.339 yard per tahun atau total penjualan bersih sebesar
Rp.68.039.965.250 per tahun selama masa proyek 5 tahun. Untuk proyek
komputerisasi proses desain pada departemen printing PT. X ini ternyata jika dilihat
pada proyeksi penjualan pada keadaan apabila investasi ini jadi dilakukan maka
volume penjualan rata-rata sebesar 2.921.339 yard ini sudah terlampaui dengan
rata-rata volume penjualan selama masa investasinya adalah sebesar 10.557.260
yard atau jauh lebih besar daripada titik breakeven modifikasinya. Apabila kita
melihat hasil perhitungan tadi maka PT. X sebaiknya melakukan investasi tersebut
karena PT.X boleh merasa aman dengan proyek tersebut. Dengan kata lain
kemungkinan PT.X untuk mencapai titik breakeven proyek tersebut adalah sangat
besar sehingga resiko proyek tersebut dapat dikatakan sangat kecil.
kemudian timbul pertanyaan berapakah tingkat laba operasi yang diperoleh
perusahaan dari proyek ini, apakah lebih kecil, sama atau lebih besar daripada
tingkat laba operasi perusahaan saat ini. Hal ini sangat erat kaitannya dengan
harapan dari para investor dan pemegang saham perusahaan. Untuk mengatasinya
penulis melakukan perhitungan atas operating profit margin ratio dari hasil proyeksi
kegiatan operasi perusahaan selama masa investasi. Dari hasil perhitungan
diperoleh bahwa operating profit margin untuk keadaan awal adalah 17,89%, setelah
diproyeksikan dan dihitung kembali temyata operating profit margin per tahun
selama masa investasi berturut-turut adalah: 25,83%; 27,78%; 29,61%; 31,25%; dan
32,94%. Dari angka-angka tersebut dapat disimpulkan bahwa operating profit
margin ratio dari proyek ini untuk setiap tahunnya adalah lebih besar daripada
operating profit margin ratio saat ini, sehingga harapan para investor dan pemegang
saham perusahaan untuk memperoleh laba operasi yang lebih tinggi daripada laba
operasi perusahaan saat ini dapat terpenuhi. Jadi dapat disimpulkan bahwa PT. X
sebaiknya melakukan investasi untuk proyek ini.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp26033 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ CHA p/99 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain