Computer File
Sintesa biokatalis berbahan dasar pati jagung untuk menurunkan kadar FFA dalam reaksi esterifikasi
Penurunan ketersediaan minyak bumi dan tingginya permintaan produk turunannya menyebabkan harga diesel terus meningkat setiap tahun. Oleh karena itu perlu dikembangkan bahan bakar biodiesel berbasis minyak nabati. Minyak goreng bekas atau minyak yang tak dapat dikonsumsi dapat menjadi salah satu alternatif sehingga dapat menekan biaya produksi. Permasalahan yang ditimbulkan apabila menggunakan minyak bekas atau minyak yang tak dapat dikonsumsi adalah tingginya kadar FFA yang menyebabkan reaksi samping berupa reaksi saponifikasi yang akan menurunkan yield dari biodiesel. Pre-treatment minyak tersebut perlu dilakukan untuk menurunkan kadar FFA. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan katalis asam. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui metode dan perlakuan awal bahan baku yang paling tepat agar katalis yang dihasilkan memiliki performa terbaik. Perlakuan awal yang dilakukan adalah gelatinisasi pati sebelum proses karbonisasi. Kemudian katalis yang dihasilkan dari pati yang digelatinisasi tersebut dibandingkan dengan katalis yang dihasilkan dari pati native untuk masing-masing metode karbonisasi. Pada penelitian ini terdapat 2 variasi metode karbonisasi yaitu pirolisis dan hydrothermal carbonization (HTC). Kemudian proses karbonisasi dilanjutkan dengan proses sulfonasi untuk memasukan gugus aktif ke dalam kerangka karbon yang dihasilkan pada proses karbonisasi sehingga dihasilkan katalis yang diinginkan. Pada proses karbonisasi dengan metode pirolisis, katalis yang dihasilkan dengan menggunakan pati native (PN400) memiliki nilai konversi dan kandungan gugus aktifyang lebih tinggi dari katalis yang dihasilkan dengan menggunakan pati yang digelatinisasi terlebih dahulu (PG400). Konversi dari reaksi esterifikasi asam oleat menggunakan katalis PN400 menghasilkan konversi sebesar 83,5% sedangkan katalis PG400 menghasilkan konversi sebesar 41,4%. Hal ini bersesuaian dengan hasil analisa EDS yang menunjukan bahwa katalis PN400 memiliki kandungan gugus aktif lebih besar yaitu sebesar 3,4% massa bila dibandingkan dengan katalis PG400 yang hanya memiliki kandungan gugus aktif sebesar 1,2% massa. Untuk metode HTC, katalis yang dihasilkan dengan pati native (HTCN) memberikan nilai konversi dan kandungan gugus aktif yang lebih rendah dari katalis yang dihasilkan dengan pati yang digelatinisasi terlebih dahulu (HTCG). HTCN memberikan konversi sebesar 78,7% sedangkan HTCG memberikan konversi sebesar 84,77%. Seperti katalis yang dihasilkan pada proses pirolisis, katalis yang dihasilkan dengan proses HTC juga memiliki hasil analisa EDS yang bersesuaian dengan nilai konversi yang dihasilkan oleh kedua katalis. HTCG memiliki kandungan gugus aktif sebesar 5,4% massa sedangkan HTCN memiliki kandungan gugus aktif sebesar 1,7%.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp30549 | DIG - FTI | Skripsi | TK HAS s/15 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain