Computer File
Pemeriksaan operasional atas prosedur pemberian kredit dalam upaya meningkatkan kolektibilitas piutang : studi kasus pada PT. BPR Bandung
Perkembangan dunia usaha di Indonesia yang demikian pesat memerlukan
struktur permodalan yang cukup kuat untuk menopang laju pertumbuhan ekonomi
yang demikian tinggi, sekitar 63% pada tahun 1996 lalu.
Struktur permodalan yang kuat itu salah satunya adalah sektor perbankan.
Dunia perbankan di Indonesia cukup berpengaruh dalam pertumbuhan berbagai
sektor perekomian melalui penyaluran fasilitas kredit yang diberikan kepada para
pengusaha berbagai golongan dan tingkatan.
Penyaluran fasilitas kredit tersebut melalui berbagai bank yang ada di tanah
air. Salah satu bank yang ikut menunjang pertumbuhan ekonomi dalam penyaluran
kreditnya adalah Bank Perkreditan Rakyat. Bank Perkreditan Rakyat mulai marak di
tanah air semenjak Paket Januari 1990 dan mulai tumbuh dengan pesat hinga
mencapai 9.278 buah pada tahun 1996.
Penyaluran fasilitas kredit melalui Bank Perkreditan Rakyat meningkat seiring
dengan bertumbuhan ekonomi di Indonesia. Perkembangan ini juga dikarenakan tidak
semua bank. mampu memenuhi permohonan pinjaman dari para debitur dikarenakan
berbagai hal. Hal inilah yang ikut mendorong pesatnya pendirian BPR-BPR di
Indonesia dan meningkatnya pinjaman melalui BPR.
Perkembangan jumlah kredit yang disalurkan melalui BPR juga bukan tanpa
resiko. Resiko tidak kembalinya kredit yang diberikan otomatis ikut mempengaruhi
likuiditas dari bank tersebut. Untuk itu aktivitas perkreditan sebagai salah satu usaha
bank perlu mendapat perhatian dari pihak manajemen bank Resiko terhadap kredit
yang diberikan dapat diminimalisasi dengan diterapkannya asas-asas perkreditan
yang sehat. Salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian adalah adanya prosedur
pemberian kredit yang memadai.
Untuk menilai apakah prosedur pemberian kredit tersebut cukup memadai
diperlukan adanya suatu pemeriksaan operasional atas prosedur pemberian kredit
tersebut. Tujuan diadakannya pemeriksaan atas prosedur pemberian kredit tersebut
adalah untuk menilai kehematan, efisiensi dan efektivitas prosedur pemberian kredit
dan juga menilai apakah cara-cara pengelolaan yang diterapkan dalam pemberian
kredit tersebut sudah berjalan dengan benar serta berusaha memberi rekomendasi
yang diperlukan oleh pihak manajemen
Metoda penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis dan pendekatan
studi kasus Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan wawancara
denga pihak yang berwewenang dan pengumpulan dokumen perusahaan yang
diperlukan, sedangkan pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan
atas literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah tersebut di atas.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis diperoleh temuan bahwa
adanya variabel yang mempengaruhi kredit macet yang terjadi pada PT BPR Cabang
Bandung antara lain:
a. Musibah/ Kecelakaan (3,367%)
b. Nakal(1,122%)
c. Pendapatan (0,842%)
d. Debitur Meninggal(0,280%)
Dari total kredit yang diberikan per 31 Desember 1997 sebesar Rp. 8.874.237.812
terdapat Rp. 497.969.472 atau sekitar 5,611% yang mengalami kemacetan.
Beberapa rekomendasi sebagai hasil temuan dari pemeriksaan operasional
yang penulis lakukan diharapkan dapat memecahkan masalah kredit yang ada di BPR
sehingga kerugian-kerugian yang mungkin timbul dapat diminimalisasikan atau
dikurangi. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
kegiatan operasi perusahaan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp5060 | DIG - FE | Skripsi | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain