Computer File
Peranan anggaran produksi dalam perencanaan dan pengendalian pada PT. Perkebunan XII
Pembangunan di Indonesia dilaksanakan secara bertahap melalui PELlTA.
Sasaran utama dari pembangunan jangka panjang adalah terciptanya landasan
yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang dengan
kekuatannya sendiri menuju masyarakat yang maju, adil, makmur, dan mandiri
berdasarkan Pancasila. Untuk itulah pembangunan dilakukan secara terus
menerus di segala bidang terutama di bidang ekonomi.
PT Perkebunan XII Bandung sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara
merupakan salah satu perusahaan yang memberikan kontribusi bagi pemerintah
Republik Indonesia dalam menciptakan sasaran pembangunan nasional, yaitu
melalui ekspor berbagai jenis hasil perkebunan yang dapat menghasilkan devisa
bagi negara. Dalam skripsi ini penulis membatasi penelitian hanya pada komoditi
teh sebagai obyek penelitian.
Dalam usahanya untuk dapat bersaing dengan perusahaan sejenis dan
dapat mencapai tujuan perusahaan yang diantaranya adalah laba yang optimal,
maka salah satu cara yang dilakukan PT Perkebunan XII adalah merencanakan
dan mengendalikan produksinya secara cermat sehingga dapat mencapai target
yang telah ditetapkan. Adapun alat yang dapat digunakan untuk membantu
merencanakan dan mengendalikan volume produksi ialah dengan anggaran
produksi. Dengan ditetapkannya anggaran produksi maka pihak manajemen memiliki
pedoman mengenai kegiatan yang akan dilakukan, sasaran yang akan dituju, serta
dapat mengatur sumber daya yang dimiliki secara optimal untuk mencapai target
volume produksi yang telah ditetapkannya itu. Jika hasil produksi tidak sesuai
dengan anggaran yang telah ditetapkan, maka manajemen akan melakukan
analisis untuk mencari penyebab ketidaksesuaian jumlah tersebut dan melakukan
tindakan-tindakan koreksi.
Penelitian yang penulis lakukan di PT Perkebunan XII Bandung ini bertujuan
untuk mempelajari proses penyusunan anggaran produksi, faktor-faktor yang
mempengaruhi penetapan anggaran produksi, serta melihat peranan anggaran
produksi dalam perencanaan dan pengendalian volume produksi pada PT
Perkebunan XII Bandung. Penelitlan terhadap perusahaan ini dilakukan melalui
wawancara dengan pihak yang berwenang, observasi ke perusahaan, serta
mempelajari catatan-catatan perusahaan yang berhubungan dengan topik tulisan
ini. Penulis juga melakukan penelitian kepustakaan, yaitu dengan cara membaca,
mempelajari, dan memahami literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti.
Melihat luasnya ruang lingkup usaha dari PT Perkebunan XII, pihak
manajamen membuat suatu buku pedoman penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP) yang berisi berbagai ketentuan mengenai prdsedur
penyusunan, pelaksanaan, dan pelaporan anggaran. Dalam penyusunan buku pedoman tersebut, telah dipertimbangkan data masa lalu, keadaan masa kini, dan
asumsi kondisi masa yang akan datang.
Anggaran yang mula-mula disusun dalam PT Perkebunan XII adalah
anggaran produksi. Hal ini sesuai dengan karakteristik perusahaan perkebunan
dimana hasil pruduksi sangat tergantung pada iklim dan kondisi alam. Akibatnya
hasil produksi tidak bisa ditambah atau dikurangi sewaktu-waktu sesuai dengan
penjualan, akan tetapi penjualanlah yang harus menyesuaikan dengan rencana
produksi.
Pendekatan yang digunakan dalam menyusun anggaran PT Perkebunan XII
adalah bottom-up approach. dimana mula-mula tiap administrator kebun
mengusulkan rencana produksi, biaya, dan investasi kebunnya masing-masing.
Setelah dievaluasi dan disetujui oleh Komite Anggaran, RKAP kebun akan
dirangkum menjadi RKAP PT Perkebunan XII secara keseluruhan. Atas dasar
anggaran produksi untuk satu tahun secara keseluruhan inilah Seksi Pemasaran
menyusun anggaran penjualan. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, anggaran
produksi satu tahun ini dirinci ke dalam anggaran empat triwulan.
Untuk pelaporan realisasi anggarannya, maka setiap bulan kebun
menyerahkan Laporan Manajemen yang kemudian dikonsolidasi oleh Seksi
Anggaran menjadi laporan realisasi anggaran triwulanan. Laporan realisasi ini
mencakup analisis selisih volume produksi. Laporan ini dievaluasi oleh Komite
Anggaran mengenai penyimpangan yang terjadi, penyebabnya, serta langkah-langkah
yang akan diambil pada triwulan selanjutnya, lalu dilaporkan kepada pemegang saham yaitu Departemen Keuangan, dan kuasa pemegang saham yaitu
Departemen Pertanian, sebagai bagian dari pertanggungjawaban direksi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas maka secara garis
besar dapat disimpulkan bahwa anggaran produksi telah berperan dalam
perencanaan dan pengendalian volume produksi PT Perkebunan XII, akan tetapi
masih dapat ditingkatkan keefektifannya, dimana terdapat beberapa kelemahan
yang ditemukan antara lain yaitu walaupun perusahaan telah membuat Penetapan
Modal Kerja untuk merevisi anggaran triwulan berikutnya, tetapi tidak dipakai
sebagai pedoman dalam pelaksanaan triwulan berikutnya dan tidak dipakai
sebagai pembanding dalam laporan realisasi untuk periode yang bersangkutan.
Selain itu penyusunan rencana volume produksi yang terpaku pada jumlah luas
areal tanaman yang menghasilkan, kurang memperhatikan faktor-faktor ekstem
yang dapat mempengafuhi volume produksi. Kelemahan lain yang ditemui penulis
adalah tidak ditunjangnya langkah-langkah yang telah ditetapkan untuk triwulan
mendatang dengan tindakan nyata.
Adapun tindakan yang penulis sarankan adalah menggunakan anggaran
yang telah direvisi sebagai pedoman dalam pelaksanaan triwulan berikutnya dan
sebagai pembanding di dalam pelaporan realisasi anggaran, mempertimbangkan
kebijakan-kebijakan pemerintah terutama yang berkaitan dengan pengadaan pupuk
dalam menyusun rencana volume produksi, serta mengawasi pelaksanaan
langkah-langkah yang telah ditetapkan untuk triwulan mendatang agar kelemahan
yang sama tidak tejadi lagi pada periode selanjutnya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp5068 | DIG - FE | Skripsi | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain