Computer File
Pengendalian kualitas dalam mengurangi dan mencari penyebab-penyebab kegagalan produk pada proses produksi shuttlecocks di Pabrik Sinar Mutiara
Kualitas suatu produk mempunyai peranan penting dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan. Suatu produk dikatakan berkualitas jika produk tersebut sesuai dengan keinginan pelanggan. Untuk menciptakan produk yang baik dan berkualitas perusahaan harus bisa memaksimalkan daya saingnya melalui perbaikan yang terus-menerus untuk mendapatkan proses produksi yang efektif dan efisien. Di dalam proses produksi seringkali terjadi kesalahan-kesalahan yang mengakibatkan produk cacat. Produk cacat bisa disebabkan oleh banyak faktor seperti bahan baku, mesin, manusia, metode, dan lingkungan. Hal ini tentu sangat merugikan pihak perusahaan karena menjadi tanggungan perusahaan. Untuk mengatasi produk cacat pada saat proses produksi diperlukan pengendalian kualitas oleh perusahaan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Untuk menerapkan pengendalian kualitas di perusahaan diperlukan teori-teori yang berhubungan dengan kualitas dari pengertian kualitas, pengendalian kualitas, cost of quality sampai efisiensi diperlukan untuk membantu dalam penerapan pengendalian kualitas di perusahaan. Perusahaan shuttlecocks Sinar Mutiara berdiri pada bulan November 1982 dan terletak di jalan Kapten Sudibyo No.116 Tegal. Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Data-data didapat dengan cara wawancara, observasi, dan pengumpulan data perusahaan. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan Sinar Mutiara adalah berupa shuttlecocks. Proses pembuatan shuttlecocks di perusahaan ini melalui 12 tahap yaitu pencucian bulu, pengeringan bulu, penyortiran bulu, pengelukkan, pengeponan, pengguntingan, pemasangan, penjahitan, pengeleman, pengetesan, finishing, dan pengemasan. Dalam proses pembuatan shuttlecocks ada cacat yang terjadi dalam proses produksi seperti bulu patah adalah kecacatan yang paling banyak dihasilkan yaitu sebanyak 37,67%. Bulu patah ini terjadi pada proses penyortiran dan proses pengelukkan. Jenis kecacatan lain yang terjadi adalah bulu kotor sebanyak 30,09% yang terjadi diproses penyortiran dan pemasangan. Jahitan tidak lurus sebanyak 18,49% teljadi pada proses penjahitan dan salah potong sebanyak 13,75% terjadi pada proses pengeponan dan pengguntingan. Setelah diketahui kecacatan apa saja yang terjadi dan diproses mana terjadi kecacatan itu, maka di sarankan perusahaan untuk menambahkan kipas angin di setiap ruang proses produksi berlangsung untuk mengurangi udara panas, memberikan pelatihan kepada pekerja, mandor diberi pengarahan untuk menambah pengawasan kepada anak buahnya, dan melakukan perawatan mesin secara rutin.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp24369 | DIG - FE | Skripsi | manaj sis p/12 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain