Computer File
Analisis risiko dan penentuan prioritas pencegahan risiko dengan metode failure mode and effect analysis pada pabrikasi beton pracetak
Manajemen risiko adalah proses pengendalian risiko yang mencakup identiflkasi, analisis,
evaluasi, dan pengendalian risiko yang berpotensi merugikan suatu aktivitas usaha. Risiko
operasional merupakan salah satu elemen risiko yang sangat mempengaruhi kinerja perusahaan.
Oleh karena itu dibutuhkan kegiatan manajemen risiko untuk dapat mengidentiflkasi dan
menganalisis risiko-risiko, mengimplementasikan tindak lanjut, dan penaggulangan risiko. Dalam
penelitian ini, proses identifikasi dan analisis risiko dilakukan dalam proses pabrikasi pelat hollow
core slab (HCS) pada sebuah pabrik beton pracetak di Kabupaten Bandung. Proses identiflkasi
faktor risiko dilakukan dengan cara mencarifailure mode untuk setiap proses pabrikasi pelat HCS
berdasarkan pada penelitian sebelumnya, pengamatan dalam setiap alur proses produksi, dan
wawancara dengan manajer dan kepala setiap divisi yang terlibat dalam proses pabrikasi pelat
HCS. Proses analisis risko menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan
dilakukan penilaian untuk 3 variabel, yaitu Severity, Occurrence, dan Detection untuk masingmasing
failure mode pada setiap proses pabrikasi berdasarkan pengamatan di lapangan, data
quality control, data sekunder, dan melalui wawancara dengan manajer dan kepala setiap divisi
yang terlibat. Severity merupakan penilaian yang mengindikasikan keseriusan efek, Occurrence
merupakan penilaian berdasarkan angka kumulatif atau probabilitas terjadinya kegagalan, dan
Detection merupakan kemampuan kontrol untuk mendeterksi keberadaan kegagalan. Setelah itu,
dibuat daftar urutan prioritas berdasarkan Risk Priority Number (RPN), yaitu hasil perkalian 3
variabel tersebut yang disusun untuk setiap proses produksi. Dari proses identifikasi risiko terdapat
23 failure mode yang berpotensi terjadi, danfailure mode yang harus mendapatkan perhatian lebih
adalahfailure mode yang memiliki angka RPN tertinggi, yaitu penyemprotan releasing agent tidak
merata pada proses pembersihan cetakan (cleaning) karena memiliki dampak yang tinggi dengan
frekuensi kejadian yang sering terjadi dan kontrol deteksi yang rendah. Failure mode yang paling
sering muncul dari keseluruhan proses produksi adalah kerusakan alat, ha! ini disebabkan dampak
yang besar apabila terjadi dan tidak adanya tenaga ahli mesin yang terlibat.
Kata-kata kunci: identifikasi risiko, analisis risiko,failure mode and effect analysis, hollow core slab
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp25523 | DIG - FTS | Skripsi | MRK ADR a/13 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain