Computer File
Analisis dan usulan perbaikan beban kerja mental pada pekerjaan supir Bus Bandung Express dengan metode RNASA-TLX
Bandung Express adalah salah satu penyedia jasa dalam bidang transportasi darat berupa bus. Banyaknya kecelakaan yang sering terjadi sebagian besar diakibatkan karena kelalaian sopir dalam mengemudikan kendaraan.Setiap sopir dalam melakukan pekerjaannya mengalami berbagai macam halangan seperti kemacetan, keadaan jalan yang kurang baik, cuaca, dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan tingginya beban kerja mental (BKM). Beban kerja mental yang terlalu tinggi akan menyebabkan kurangnya konsentrasi sopir dalam mengemudikan kendaraan yang dapat menyebabkan kecelakaan. Hal ini juga yang terjadi pada sopir-sopir di Bandung Express.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar beban kerja mental yang dialami oleh sopir bus Bandung Express. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode RNASA-TLX, sebuah metode yang merupakan pengembangan dari metode NASA-TLX yang dikhususkan untuk pekerjaan pengemudi. Dalam metode ini terdapat enam faktor dimensi yang diukur yaitu tuntutan mental, tuntutan visual, tuntutan auditori, tuntutan waktu, usaha mengendalikan kendaraan dengan baik, dan usaha memahami informasi yang dibutuhkan saat mengemudi. Pengukuran dapat dilakukan dengan memberikan kuesioner terhadap sopir bus Bandung Express. Setiap responden dapat memberikan penilaian sendiri terhadap beban kerja mental yang dialami. Dari kuesioner yang diperoleh dapat dilakukan pengolahan data untuk memperoleh besarnya beban kerja mental yang dialami sopir.
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh beban kerja mental yang tertinggi ialah rute Wonosari, Lasem, Klaten, Rembang, Purwodadi, Jepara, solo, semarang, wonogiri. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa hal – hal yang membebani sopir dalam mengemudi adalah masalah kemacetan jalanan, mengantuk, keadaan jalan, masalah kesejahteraan, masalah kendaraan, dan masalah keluarga. Usulan yang diberikan pada pihak perusahaan ada yang bersifat keseluruhan dan ada yang bersifat khusus untuk rute rembang, lasem, dan wonosari. Secara keseluruhan usulan perbaikan yang diberikan adalah penyediaan instrumen musik dan aroma terapi, pemberian makanan ringan dan kopi, pengadaan jamsostek ataupun sejenisnya untuk mengkompensasi resiko kecelakaan, pemberian training kepada sopir untuk menangani masalah-masalah ringan pada kendaraan, perusahaan sebaiknya melakukan penelitian ulang mengenai biaya bahan bakar yang diperlukan, membangun kerja sama dengan bengkel-bengkel sekitar jalan yang dilalui bus.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp27031 | DIG - FTI | Skripsi | TI SIT a/13 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain