Computer File
Proses adaptasi pada hunian bantuan : suatu kajian arsitektur. Kasus studi : rumah Dome Nglapen, dan Perkampungan Qtel Cangkringan
Tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan manusia akan tempat tinggal merupakan suatu hal yang sangat mendasar. Mulai dari awal perkembanganya yang berupa ruang pada celah-celah tebing, berkembang menjadi bangunan yang dibuat semi permanen hingga hunian yang kita kenal saat ini. Seiring perkembanganya, rumah bagi manusia bukan hanya sekedar bangunan fisik yang hanya berfungsi sebagai pelindung dari cuaca dan lingkungan saja, melainkan juga sebagai perwujudan kehidupan manusia yang memiliki nilai dan arti.
Berdasarkan hasil telaah teoritis dan empiris diketahui bahwa kriteria fisik bangunan berpengaruh terhadap fungsi bangunan (Christian Norberg-Schulz, 1926). Proses relokasi hunian pasca bencana pada desa nglepen baru dan perumahan Qtel yang di dalam pembangunanya tidak melibatkan masyarakat dan nilai lokal disinyallir sebagai salah satu penyebab timbulnya perilaku adaptasi pada fisik bangunan. Perubahan-perubahan tersebut dianggap sebagai salah satu cara penghuni membentuk dan memaknai kembali pemahaman akan sebuah bangunan yang didasarkan fungsi sebuah hunian. Proses adaptasi tersebut di lihat dari dua arah, yaitu proses asimilasi dan proses akulturasi. Dengan melihat berdasarkan kedua proses tersebut ditemukan bahwa perubahan yang terjadi lebih besar dikarenakan untuk memenuhi unsur kebutuhan akan sebuah hunian terhadap penghuninya, bukan diadasarkan pada aspek nilai, budaya lokal. Hal ini disinyalir karna semakin hilangnya unsur kedaerahan di dalam setiap individu dan adanya pengaruh dari nilai moderen
Kata kunci : Adaptasi, Resettlement, Hunian Bantuan, Rumah Dome, Perumahan Qtel.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes1394 | T/DIG - PMA | Tesis | 728 BAT p | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain