Computer File
Analisis minyak biji kapok hasil hidrogenasi perpindahan katalitik untuk bahan baku biodiesel
Saat ini bahan bakar minyak yang digunakan sebagai sumber energi masih berasal
dari sumber daya yang tidak dapat diperbarui yaitu minyak bumi. Oleh karena itu, bahan
bakar berbasis sumber daya yang dapat diperbarui semakin berkembang dan salah satunya
adalah biodiesel. Biodiesel yang akan dikembangkan pada penelitian ini bersumber dari
minyak biji kapok. Minyak biji kapok memiliki suatu kelemahan jika digunakan sebagai
bahan bakar karena memiliki gugus siklopropenoid. Gugus siklopropenoid dapat
menghasilkan sifat yang merugikan bagi minyak, jika ingin digunakan sebagai bahan baku
biodiesel, yaitu mudah berpolimerisasi pada temperatur tinggi sehingga membuat minyak
menjadi kental dan dapat menyumbat injektor mesin dan mudah teroksidasi oleh udara
sehingga biodiesel yang dihasilkan memiliki kestabilan oksidatif yang rendah. Maka dari
itu, untuk mengatasi masalah tersebut, minyak biji kapok dihidrogenasi untuk
menghilangkan gugus siklopropenoid.
Penelitian ini bertujuan untuk menghilangkan gugus siklopropenoid yang terdapat
pada minyak biji kapok. Proses yang dapat dilakukan untuk menghilangkan gugus
siklopropenoid adalah proses hidrogenasi. Proses hidrogenasi menyebabkan gugus
siklopropenoid teradisi oleh hidrogen sehingga struktur cincin berubah menjadi terbuka
dan membentuk asam lemak bercabang. Proses hidrogenasi yang dilakukan pada penelitian
ini adalah hidrogenasi perpindahan katalitik. Pada penelitian ini juga ditentukan temperatur
operasi dan waktu hidrogenasi yang tepat, jenis katalis yang efektif, baik dari segi kinerja
maupun harga, untuk proses hidrogenasi minyak lemak bergugus siklopropenoid. Minyak
hasil hidrogenasi juga dianalisis kandungannya untuk memastikan minyak benar-benar
bebas dari gugus siklopropenoid.
Proses hidrogenasi pada penelitian dilakukan dengan bantuan larutan pendonor
hidrogen berupa larutan kuprous ammonium format. Proses hidrogenasi dilakukan pada
reaktor bertutup yang dilengkapi dengan termometer dan juga magnetic stirrer. Penelitian
dilakukan dengan variasi temperatur operasi antara 55oC hingga 75oC, waktu hidrogenasi
antara 4 sampai 10 jam, dan jenis katalis berupa tembaga (II) asetilasetonat, nikel (II)
asetilasetonat, dan paladium (II) asetilasetonat. Minyak biji kapok hasil hidrogenasi dicuci
dengan larutan EDTA. Pada penelitian ini, analisis yang digunakan adalah uji Besson dan
Halphen untuk pengujian kualitatif kandungan gugus siklopropenoid, titrasi dengan reagen
Durbetaki untuk pengujian kuantitatif kandungan gugus siklopropenoid, dan analisis FTIR
untuk pengujian secara spektroskopi dari sampel minyak hasil hidrogenasi.
Hasil penelitian menunjukkan semua variasi percobaan dapat menghidrogenasi
gugus siklopropenoid. Hal ini ditunjukkan dari hasil negatif pada uji Besson dan Halphen.
Kondisi hidrogenasi perpindahan terbaik dilakukan dengan bantuan katalis tembaga
asetilasetonat dan paladium asetilasetonat pada temperatur operasi 65oC dan waktu
hidrogenasi 4 jam. Dengan analisis FTIR, hasil minyak hidrogenasi pada kondisi yang
terbaik terbukti telah bebas dari gugus siklopropenoid.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp28106 | DIG - FTI | Skripsi | TK WIL a/14 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain