Computer File
Analisis pengaruh penimbunan bertahap terhadap stabilitas turap berjangkar pada tanah lunak dengan dan tanpa gravel drain
Dalam desain turap di lapangan diperlukan analisis serta sistem konstruksi yang tepat agar tidak terjadi kegagalan. Salah satu contoh kegagalan pada turap adalah proyek pembangunan turap di daerah Tarakan, Kalimantan Timur yang bertujuan untuk menahan beban lateral pada tanah lunak di tepi sungai yang diberikan timbunan. Kegagalan konstruksi turap di daerah Tarakan tersebut terjadi akibat adanya tekanan air pori ekses yang tidak diperhitungkan dalam tahap analisis yang tidak disesuaikan dengan tahap konstruksi di lapangan. Pada kebanyakan buku teks, persoalan air pori ekses ini tidak dibahas. Tekanan air pori ekses yang timbul disebabkan oleh adanya timbunan yang dilakukan dengan cepat dalam tahapan konstruksi.
Analisis dilakukan dengan dua metode yaitu dengan perhitungan manual dan perhitungan dengan program Plaxis (FEM). Dari hasil perhitungan manual didapatkan nilai tegangan tanah pasif maksimum yang bernilai sangat besar apabila dibandingkan dengan tegangan tanah pasif hasil perhitungan dari program Plaxis. Hal ini disebabkan karena besarnya tegangan tanah pasif yang bekerja pada turap bergantung pada besarnya peralihan pada turap. Pada analisis dengan metode konvensional tidak diperhitungkan adanya tekanan air pori ekses. Sedangkan dengan program Plaxis dilakukan analisis dengan diberikan timbunan secara bertahap dengan gravel drain vertikal, horizontal, dan tanpa gravel drain. Hasil dari analisis dengan program Plaxis tersebut didapatkan peralihan yang terjadi pada turap tanpa gravel drain untuk penimbunan tiap 7 hari dan 30 hari berturut-turut sebesar 61,87cm dan 70,73cm. Peralihan pada turap dengan gravel drain vertikal penimbunan tiap 7 hari dan 30 hari berturut-turut sebesar 54,88cm dan 62,94cm. Sedangkan turap dengan gravel drain horizontal penimbunan tiap 7 hari dan 30 hari berturut-turut sebesar 59,49cm dan 68,42cm.
Selain tegangan tanah lateral, timbunan pada sisi turap pun menghasilkan tekanan air pori ekses. Tegangan air pori ekses yang bekerja pada turap tanpa gravel drain penimbunan tiap 7 hari dan 30 hari berturut-turut sebesar 10,91kN/m2 dan 12,71kN/m2. Tegangan air pori ekses yang bekerja pada turap dengan gravel drain vertikal penimbunan tiap 7 hari dan 30 hari berturut-turut sebesar 5,04kN/m2 dan 2,65kN/m2. Sedangkan turap dengan gravel drain horizontal penimbunan tiap 7 hari dan 30 hari berturut-turut sebesar 6,44kN/m2 dan 9,86kN/m2. Agar desain turap lebih aman, maka tekanan air pori ekses yang timbul harus ikut diperhitungkan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp28532 | DIG - FTS | Skripsi | GEOT RON a/14 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain