Computer File
Peranan cost-volume-profit analysis dalam mencapai tingkat laba yang diharapkan : studi kasus pada PT SMI
Ketatnya persaingan bisnis memberi dampak bagi semua pelaku bisnis di seluruh industri yang ada di Indonesia. PT SMI adalah distributor Pertamina yang mendistribusikan produk non BBM (bahan bakar minyak), yaitu pelumas dan gemuk lumas. Agar suatu perusahaan dapat tetap going concern, maka perusahaan tersebut harus memeroleh laba optimal. Untuk mencapai tujuannya, perusahaan harus dapat menemukan strategi bisnis yang tepat. Cost-volume-profit analysis merupakan metode yang dapat digunakan manajemen perusahaan sebagai alat bantu manajemen untuk membuat perencanaan jangka pendek dalam menentukan proporsi volume setiap produk untuk mencapai tingkat laba yang
diharapkan. Dalam menggunakan metode ini, terdapat tiga komponen yang perlu diperhatikan, yaitu biaya, volume barang yang dijual, dan harga jual. Metode ini dapat juga digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan multiple product. Kelebihan metode ini adalah memberikan informasi mengenai jumlah unit yang hams dijual untuk mencapai breakeven point, atau mencapai target laba yang diharapkan. Selain itu, dapat digunakan sebagai panduan dalam pengambilan keputusan, seperti pengambilan keputusan untuk pemasangan iklan atau untuk menurunkan harga jual. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis, yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menganalisis data, dan memberikan kesimpulan serta saran. Teknik penelitian yang digunakan adalah studi lapangan dan studi kepustakaan, dengan melakukan observasi, dan wawancara dengan karyawan yang terkait. Berdasarkan hasil wawancara, penulis mengetahui bahwa PT SMI dalam melakukan penjualan tidak memakai metode apapun, sehingga perusahaan tidak mengetahui telah mencapai tingkat laba yang diharapkan atau belum. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa perusahaan belum mengklasifikasikan biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Selain itu, perusahaan belum menggunakan breakeven point maupun cost-volume-profit analysis. Berdasarkan hasil pembahasan dengan menggunakan cost-volume-profit analysis, dalam mencapai tingkat laba yang diharapkan, sebesar Rp 3.780.836.287,-, PT SMI hams menjual sebanyak 47 bundles, yang terdiri dari 3.590 unit Meditran, 170 unit Masri, 344 unit Rored EPA, 1.034 unit Turalik, 98 unit Mesran, 47 unit Salyx, dan 211 unit Gemuk Pertamina Super EPX. Namun dalam mencapai tingkat laba yang diharapkan tersebut komponen-komponen yang terkait dapat mengalami perubahan. Cost-volume-profit analysis dapat memberikan informasi mengenai proporsi penjualan untuk setiap kondisi yang mengalami perubahan komponen yang terjadi. Salah satu kondisi yang dapat terjadi adalah peningkatan biaya variabel sebesar 1%, peningkatan biaya tetap sebesar 20% dan penurunan harga jual sebesar 5%. Dengan adanya perubahan tersebut PT SMI harus menjual sebanyak 69 bundles, yang terdiri dari 5.271 unit Meditran, 249 unit Masri, 504 unit Rored EPA, 1.518 unit Turalik, 144 unit Mesran, 69 unit Salyx, dan 310 unit Gemuk Pertamina Super EPX. Selain itu, cost-volume-profit analysis memberikan informasi mengenai perhitungan margin of scifety sebesar 62%, dimana 62% tersebut adalah tingkat penjualan PT SMI harus dipertahankan dan tidak boleh menurun lebih dari 62%. Apabila penjualan menurun 62%, maka perusahaan masih berada pada posisi breakeven point. Dengan adanya metode ini, penulis mengharapkan PT SMI menggunakan metode ini sebagai pedoman dalam menentukan proporsi penjualan dari tiap produk dalam mencapai tingkat laba yang diharapkan. Selain itu, PT SMI juga hams menjaga hubungan baik dengan para pelanggannya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp29461 | DIG - FE | Skripsi | AKUN NJI p/14 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain