Computer File
Peranan practical capacity sebagai denominator level biaya kapasitas untuk menentukan harga pokok produksi dan mengelola unused capacity : studi kasus pada PT I
Saat ini persaingan dunia usaha semakin ketat akibat era globalisasi dan
meningkatnya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi mendorong perusahaan-perusahaan agar mampu bertahan dan memenangkan persaingan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar mampu bertahan yaitu dengan menciptakan produk dengan harga jual yang mampu bersaing. Harga jual yang kompetitif dapat dihasilkan dengan perhitungan harga pokok produksi yang akurat. Biaya merupakan hal yang penting dalam penentuan harga pokok produksi. Biaya sendiri dapat ditimbulkan oleh sumber daya yang bersifat fleksibel (perolehannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang sebenamya dan besarnya biaya yang timbul dipengaruhi oleh seberapa banyaknya sumber daya tersebut yang digunakan) dan sumber daya yang bersifat committed (diperolehdalam jumlah tertentu dan besar kecilnya biaya yang ditimbulkan tidak dipengaruhi oleh penggunaan atas sumber daya tersebut). Kepemilikan atas sumber daya yang bersifat committed tersebut akan mengakibatkan timbulnya biaya kapasitas yang besarnya cenderung tetap. PT I merupakan perusahaan makloon yang bergerak pada pembuatan minuman susu olahan dalam kemasan, pada saat ini PT I hanya memiliki satu pelanggan yakni PT A
sehingga jumlah produksi yang dilakukan sangat bergantung kepada pesanan yang dilakukan oleh PT A. Penggunaan jumlah produksi rata-rata sebagai dasar alokasi pembebanan biaya kapasitas memang akan menghasilkan tarif yang tetap, namun tidak mampu memberikan informasi mengenai adanya kapasitas tidak terpakai. Akan ada biaya kapasitas tidak terpakai yang ikut terbebankan kepada produk yang dihasilkan pada saat produksi yang dilakukan lebih rendah dari kapasitas yang dimiliki. Penggunaan practical capacity sebagai denominator level biaya kapasitas merupakan hal yang tepat karena akan menghasilkan tarif yang tetap, tidak bergantung kepada unit output yang dihasilkan dan juga akan menunjukan
adanya kapasitas yang tidak terpakai ketika terjadi perbedaan antara jumlah produksi yang dihasilkan dengan kemampuan mesin yang dimiliki. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian di PT I menggunakan metode deskriptif analisis. Wawancara dan observasi langsung di PT I digunakan untuk mengumpulkan data primer. Data sekunder didapatkan melalui pengumpulan materi, buku dan referensi lain yang dapat membantu menyelesaikan masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Pada penelitian kali ini, penulis menggunakan practical capacity sebagai
denominator biaya kapasitas, hal ini bertujuan untuk menghasilkan tarif yang konstan dan rendah, juga akan memberikan informasi akan adanya kapasitas tidak terpakai yang ada di perusahaan. Dengan menggunakan practical capacity sebagai denominator level biaya kapasitas tersebut diperoleh harga pokok produksi sebesar Rp 80,71 untuk minuman susu olahan rasa cokelat dan Rp 73,91 untuk minuman susu olahan rasa strawberry. Besarnya kapasitas tidak terpakai yang terjadi di perusahaan pun dapat diketahui. Terdapat kapasitas tidak terpakai dari seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, kapasitas tidak
terpakai paling besar terjadi pada mesin pasteurizer yang mencapai 37,32% dari kapasitas dimiliki. Total biaya kapasitas tidak terpakai yang terjadi di perusahaan pada Januari 2013 - Desember 2013 adalah sebesar Rp 1.562.674.105. Upaya yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengurangi kapasitas yang tidak terpakai ini antara lain dengan meningkatkan demand atas produksi yang di1akukan dengan cara mencari pelanggan baru atau dengan mengurangi supply atas sumber daya yang dimiliki dengan cara mengganti sumber daya yang dimiliki dengan sumber daya dengan kapasitas yang lebih kecil.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp29623 | DIG - FE | Skripsi | AKUN TAN p/14 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain