Computer File
Pusat perawatan khusus AIDS di Lembang (National AIDS Centre)
Uraian :
Ketika AIDS Pertama kali dilaporkan Pada tahun 1981 di Amerika Sarikat
penderitanya adalah seorang homoseks. Kala itu sebagian besar kita
menganggap penyakit tersebut hanya dijumpai pada kelompok mereka (kaum
homoseks).
Beberapa tahun kemudian kengerian muncul setelah diketahui AIDS
bukan hanya menyerang kaum homoseks. Meskipun pada awalnya AIDS
menyebar pada kalangan homosek, tapi temyata penelitian dan kenyataan
menunjukkan kalangan heteroseksual juga dapat tertular.
Berbagai kalangan menjadi sangat rentan terhadap serangan AIDS. Pria
maupun wanita, tua maupun muda, kaya maupun miskin; eksekutif maupun
buruh, dewasa maupun anak, bahkan seluruh lapisan masyarakat menjadi
sasaran empuk serangan AIDS.
Kegampangan melakukan hubungan seksual menjadi pemicu terjadinya
ledakan infeksi Virus HIV. Jasa layanan seksual yang resmi maupun yang tidak
resmi sekarang menjadi alat transfer yang sangat efektif untuk menyebarkan
AIDS.
Hingga saat ini istilah HIV dan AIDS adalah nama yang paling menakutkan
bagi masyarakat dunia, dan banyak negara termasuk Indonesia yang
mengucilkan para penderitanya. Banyak kalangan yang menganggap penyakit
tersebut adalah penyakit kutukan yang ditujukan pada para pelanggar norma
agama. Sangat di sayangkan banyak sekali pendapat yang terlalu menyudutkan
para penderita AIDS tanpa didasari pengetahuan yang menyeluruh terhadap
karakter penyakit tersebut. Banyak lapisan masyarakat termasuk kaum
intelektual yang sangat membenci dan tidak bersedia menerima mereka para
penderita AIDS sebagai bagian darinya.
Sebenarnya tidak adil jika kita mengucilkan mereka, sebab tidak sedikit
dari mereka yang menderita adalah orang yang tidak berdosa yang dalam hal ini
adalah para ibu rumah tangga dan bayi yang lahir atau yang tertular akibat jarum
suntik. Mereka adalah korban dari 'prilaku buruk' yang dimiliki suami dan orang
tua mereka. Yang disebut penyakit kutukan bukantan kutukan untuk mereka
(para penderita AIDS) tetapi adalah untuk kita semua dan masyarakat yang
masih memberi peluang dan membiarkan budaya hubungan seks bebas dan
berdirinya banyak panti pijat dan tempat maksiat bertebaran di berbagai daerah
baik dikota besar atau daerah terpencil. Kita semua seolah tidak mau tahu dan
menganggap itu semua bukanlah urusan kita, sehingga penyakit mengerikat
tersebut sekarang berada di tengah-tengah kita dan siap menyerang semua
gotongan dalam lapisan masyarakat.
Diperkirakan jumlah pengidap virus HIV dan penderita AIDS di Indonesia
berkisar antara 20000 sampai 30000 orang. Dan banyak rumah sakit yang
menolak untuk menerima mereka. Sudah saatnya kita harus menyiapkan
penatalaksanaan pasien. Menampung mereka dalam satu wadah, memberi
mereka perawatan fisik dan bimbingan rohani untuk memperkuat mental dan
mencari jalan keluar untuk memecahkan masalah besar ini. Untuk itulah suatu
wadah fisik diperlukan untuk menampung kegiatan tersebut.
Lokasi tapak berada di tepi jalan Raya Lembang yang merupakan salah
satu pintu gerbang menuju kota bandung dari arah subang. Lingkungan
sekitarnya merupakan kawasan pemukiman yang didominasi dengan rumah-rumah
peristirahatan yang hanya sewaktu-waktu ditinggali dalam beberapa
waktu. Daerah sekitar site merupakan daerah yang indah dengan dikelilingi bukit
dan lembah yang merupakan vista alam yang sangat elok, dengan kontur tanah
yang cukup banyak.
Dari segi fungsional, site sangat berpotensial untuk dijadikan fungsi pusat
rehabilitasi yang membutuhkan ketenangan bagi para penderita AIDS untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai pendalaman agama
untuk memperkuat mental dan sepiritual.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skpsc339 | DIG - FTA | Skripsi | ARS REZ p/96 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain