Computer File
The impact of the existence and role of independent commissioners to the functionality of the boc and the creation of value in listed firms, 2004-2007
Studi oleh Asian Development Bank (ADB, 2001) mengatakan bahwa Indonesia masih
memiliki tingkat penerapan corporate governance yang rendah, terutama efektivitas dewan
perusahaan. Studi tersebut menyarankan bahwa harus ada usaha untuk meningkatkan efektifitas
dewan perusahaan, terutama yang memiliki tanggung jawab pengawasan, yaitu Dewan Komisaris
(DK). Indonesia mengikuti saran tersebut dan salah satu tindakan yang diambil adalah keberadaan
Komisaris Independen (KI) untuk Perusahaan Publik, Bank, dan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN). Keberadaan KI diharapkan untuk dapat meningkatkan efektivitas DK, terutama dalam
membuat DK menjadi lebih independen, dan lebih fungsional dalam mengerjakan pekerjaan dan
tanggung jawab pengawasan mereka demi kepentingan terbaik perusahaan.
Tujuan penelitian adalah untuk memahami dampak keberadaan dan peran KI terhadap
fungsionalitas DK dan bagaimana mereka menciptakan nilai di perusahaan. Analisis unit utama
adalah perusahaan publik yang tercatat di Jakarta Stock Exchange (JSX) periode 2004-2007,
sementara elaborasi terhadap bank dan non-bank, dan terhadap BUMN dan Badan Usaha Milik
Swasta (BUMS) juga dilakukan sejalan dengan analisis penelitian.
Keberadaan dan peran KI terwakili dengan tiga variabel yaitu proporsi KI dalam DK,
peran KI sebagai ketua atau wakil ketua DK, dan peran KI sebagai ketua dari komite yang
ditunjuk dewan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi KI di DK dan peran KI sebagai
ketua atau wakil ketua DK memiliki dampak positif secara signifikan terhadap fungsionalitas DK.
Sedangkan, peran KI sebagai ketua atau wakil ketua dari komite memiliki dampak positif terhadap
fungsionalitas DK tetapi tidak signifikan.
Fungsionalitas DK perusahaan publik terwakili dengan LKDI Score Index. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa fungsionalitas DK memiliki skor rata-rata 64,59 (dari maksimum
angka 100) yang berarti di tingkat moderat. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa skor
fungsionalitas DK di bank lebih besar daripada non-bank, sedangkan skor fungsionalitas DK di
BUMN lebih besar dari BUMS.
Proses penciptaan nilai perusahaan publik terwakili oleh delta MBR (Market to Book
Ratio) 2004-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsionalitas DK memiliki pengaruh
positif terhadap penciptaan nilai, tetapi tidak di tingkat signifikansi seperti yang diharapkan.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, beberapa rekomendasi diajukan terutama terhadap
otoritas perbankan untuk menjaga regulasi yang menetapkan rasio KI sedikitnya 50% dari jumlah
komisaris di DK, dan bagi pemilik perusahaan untuk memiliki jumlah KI lebih dari batas
minimum regulasi JSX, serta mendukung lebih banyak lagi kepemimpinan yang independen
dengan mempertimbangkan penunjukkan KI sebagai ketua atau setidaknya sebagai wakil ketua
DK. Kepemimpinan yang independen di DK dapat menolong perusahaan dalam menciptakan
lingkungan yang governance sehingga keseimbangan antara mengejar kepentingan terbaik
perusahaan dengan kepentingan publik dapat terjaga dengan lebih baik.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
dis183 | D/DIG - PDIE | Disertasi | DIS-PDIE ALI i/13 | Perpustakaan (PDF) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain