Computer File
Pengaruh suhu pendinginan dan suhu pengeringan terhadap karakteristik beras instan yang dimasak menggunakan rice cooker
Nasi merupakan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Pada
zaman modem sekarang ini, makanan yang instan semakin dibutuhkan oleh manusia di
perkotaan. Namun dibutuhkan wak:tu yang cukup lama dalam memasak nasi. Oleh sebab
itu, diperlukan beras instan untuk mempersingkat waktu pemasakan nasi. Nasi instan
merupakan nasi cepat masak yang dibuat dari beras yang sudah dimodifikasi menjadi beras
instan. Nasi instan dapat disajikan dalam waktu yang singkat yaitu 3 sampai 5 menit.
Selain itu, cara penyajian nasi instan juga cukup sederhana yaitu dengan cara penyeduhan
menggunakan air panas.
Pada penelitian ini, beras yang digunakan adalah beras Rojolele. Proses pembuatan
nasi instan dilakukan dengan memvariasikan suhu pendinginan dan pengeringan. Hal ini
dikarenakan suhu pendinginan dan suhu pengeringan mempunyai pengaruh yang cukup
signifikan dalam proses pembuatan beras instan. V ariasi suhu pendinginan yang dilak:ukan
yaitu - 20°C, - 10°, dan 0°C sedangkan variasi suhu pengeringan yang dilakukan yaitu
60°C, 70°C, dan 80°C.
Metode penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu prosedur pemasak:an nasi dan
percobaan utama. Prosedur pemasak:an nasi terdiri dari pencucian beras dan pemasak:an
menggunakan rice cooker. Percobaan utama dilakukan dengan pendinginan padafreezer
dan kulkas kemudian dilanjutkan proses pengeringan menggunak:an tray dryer. Uji analisa
yang dilakukan antara lain rasio rehidrasi, volume ekspansi, waktu rehidrasi, kadar air, dan
tekstur kekerasan (hardness). Analisa kadar air menggunakan moisture analyzer sedangkan
tekstur menggunakan texture analyzer.
Kondisi terbaik dalam proses pembuatan beras instan dimana menghasilkan
karakteristik nasi instan yang menyerupai dengan nasi biasa. Dalam penelitian ini
ditemukan pada suhu pendinginan -20°C dan suhu pengeringan 80°C merniliki
karakteristik beras instan yang hampir sama dengan nasi biasa. Rasio rehidrasi, volume
ekspansi, dan tekstur kekerasan yang dicapai berturut- turut adalah 2,437 g/g, 1,6 mL/mL,
dan 731,4 g pada rehidrasi 5 menit. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hasil
karakteristik nasi instan dalam penelitian ini sama dengan nasi biasa.
Kata kunci: beras, beras instan, suhu pendinginan, suhu pengeringan
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp31254 | DIG - FTI | Skripsi | TK STA p/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain