Computer File
Optimasi kondisi pengendapan tanin dari ekstrak etanol buah mahkota dewa pasca fraksionasi n-heksana sebagai langkah awal untuk kristalisasi produk
Mahkota dewa merupakan tanaman obat tradisional asli Indonesia yang telah dikenal secara
empitis mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti diabetes, tekanan darah
tinggi, hepatitis, penyakit jantung, dan kanker. Kemampuan ini dikarenakan buah mahkota
dewa mengandung komponen-komponen fitokimia yang memiliki aktivitas antioksidan
tinggi, seperti polifenol, flavonoid, tanin, alkaloid, terpenoid, dan saponin. Oleh karena itu, buah mahkota dewa merupakan sumber tanaman yang sangat potensial untuk dijadikan
sumber antioksidan alami. Berdasarkan penelitian sebelumnya, diketahui bahwa ekstrak
etanol buah mahkota dewa diperoleh dalam bentuk pasta/ gel yang lengket, yang diduga
disebabkan oleh komponen polimer resin dan tanin. Sifat lengket tersebut akan menyulitkan
proses isolasi dan identifikasi lebih lanjut menggunakan HPLC dan juga untuk proses
produksi pada skala komersial. Oleh sebab itu, penelitian ini akan difokuskan pada
pemisahan komponen resin dan tanin dari ekstrak etanol buah mahkota dewa sebagai
langkah awal kristalisasi produk. Penelitian ini terbagi menjadi 3 tahap utama, yaitu: 1) ekstraksi cair-cair urrtuk memisahkan resin dan terpenoid; 2) pengendapan tannin dan 3) kri ialisasi. Pemisahan komponen resin dilakukan sesuai dengan penelitian sebelumnya yaitu metode ekstraksi cair-cair
menggunakan pelarut n-heksana, namun dengan modifikasi rasio F:S dan jumlah tahap
ekstraksi yang digunakan. Rancangan percobaan faktor tunggal digunakan untuk
mengetahui pengaruh jumlah tahap ekstraksi (1-5 tahap) terhadap massa resin yang
terpisahkan (gravimetri) dan %DPPH reduction. Optimasi dilakukan untuk menentukan
jumlah tahap ekstraksi optimum. Pemisahan tanin secara selektif dari ekstrak etanol buah
mahkota dewa dilakukan dengan metode presipitasi menggunakan gelatin. Variasi
temperatur dilakukan untuk mempelajari fenomena visual presipitasi yang terjadi, sementara
variasi rasio massa gelatin/oleoresin (G/0) dianalisis secara statistik menggunakan
rancangan percobaan faktor tunggal untuk mengetahui pengaruhnya terhadap %tannin
removal dan %DPPH reduction. Uji LSD (Least Significant Difference) dilakukan untuk
menentukan rasio G/0 terbaik. Produk yang dihasilkan dari kondisi pemisahan optimum
kemudian dilanjutkan ke proses kristalisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut n-heksana
dengan rasio F:S I :0,5 dapat memisahkan lebih banyak komponen resin daripada rasio F:S
1:1 dan 1 :0,5. Jumlah tahap ekstraksi cair-cair berpengamh signiftkan terhadap massa resin
yang terpisahkan, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap %DPPH reduction. Jumlah
tahap ekstraksi optimum untuk memisahkan komponen resin adalah sebanyak 4 tahap
dengan jumlah resin yang terpisahkan sebesar 0,1605 gram dari 300mL ekstrak etanol awal.
Pengamatan secara visual terhadap proses presipitasi tanin menunjukkan bahwa jumlah
endapan tanin-gelatin yang terbentuk semakin banyak dan lebih stabil seiring dengan
penurunan temperatur dan rasio massa gelatin/oleoresin. Rasio massa gelatin/oleoresin
(G/0) berpengaruh signifikan terhadap %tannin removal dan %DPPH reduction, di mana
rasio G/0 terbaik adalah 0,10 dengan %tannin removal sebesar 100% dan rata-rata %DPPH
reduction sebesar 4,085%. Proses kristalisasi menunjukkan keberadaan senyawa antioksidan
yang membentuk kristal jarum dalam air.
Kata kunci: ekstraksi cair-cair, kristalisasi, mahkota dewa, presipitasi
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp31276 | DIG - FTI | Skripsi | TK KUR o/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain