Computer File
Pengaruh penyangga terhadap keaktifan hidrogenasi katalis nikel-perak
Hidrogenasi merupakan reaksi yang penting dalam industri kimia. Hidrogenasi
merupakan reaksi adisi hidrogen yang umumnya terjadi pada molekul berikatan rangkap
seperti alkena, alkuna, dan asam lemak. Karena energi aktifasi reaksi hidrogenasi yang tinggi,
reaksi hidrogenasi umumnya merupakan reaksi berkatalis. Katalis yang umum digunakan
adalah platina, paladium, dan logam lainnya yang relatif mahal. Dengan mempertimbangkan
faktor ekonomis, altematif katalis untuk reaksi hidrogenasi terus dikembangkan. Nikel
merupakan salah satu logam yang dapat digunakan sebagai katalis hidrogenasi. Penggunaan
gas hidrogen dengan penambahan secara langsung memiliki resiko yang tinggi karena
penyimpanannya yang bertekanan tinggi. Penambahan hidrogen secara langsung juga relatif
lebih mahal jika dibandingkan dengan hidrogenasi perpindahan menggunakan asam format.
Pada permukaan logam, asam format dapat terdekomposisi menjadi C02 dan H2. Sarna
seperti reaksi hidrogenasi, dekomposisi asam format juga berlangsung secara baik pada
logam platina dan paladium. Faktor ekonomis kembali menjadi pertimbangan dalam
pemilihan perak sebagai katalis dekomposisi asam format.
Meskipun secara umum katalis nikel dan perak memiliki keaktifan yang lebih kecil
dibandingkan dengan katalis lainnya, diharapkan dengan digunakannya penyangga maka
keaktifannya dapat meningkat dan bersaing dengan katalis lainnya yang lebih mahal. Untuk
itu, penelitian dilakukan untuk mengetahui penyangga yang memberikan keaktifan terbaik.
Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui pengaruh variasi perbandingan mol inti aktif nikel
terhadap perak.
Pada penelitian ini, percobaan yang dilakukan merupakan hidrogenasi minyak kemiri
sunan dengan cara hidrogenasi perpindahan. Katalis yang digunakan merupakan katalis
bimetal nikel-perak. Inti aktif perak akan bekerja dengan cara mendekomposisi asam format
menjadi H2. Selanjutnya, nikel akan mengadsorpsi H2 yang terbentuk dan menghidrogenasi
minyak yang ada. Katalis yang digunakan disangga oleh Ti02, y-Ah03, dan C aktif.
Ketiganya dipilih berdasarkan perbedaan pusat aktif keasamannya, ukuran pori, dan
keaktifannya sebagai penyangga pada katalis monometal. Selain itu, rasio mol antara nikel
dan perak pada katalis juga divariasikan untuk menghasilkan keaktifan yang terbaik.
Penelitian dilakukan dengan cara menghidrogenasi minyak kemiri sunan dengan katalis
berpenyangga selama 5 jam. Untuk mengetahui penyangga mana yang memberikan keaktifan
paling baik diantara ketiganya, dilakukan uji bilangan iodium. Katalis dengan keaktifan yang
baik ditunjukan dengan penurunan angka iodium yang tinggi pada minyak kemiri sunan.
Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa seluruh variasi katalis
memiliki keaktifan yang besar, yaitu mampu menurunkan bilangan iodium dengan penurunan
rata-rata sebesar 31,82%. Dibandingkan dengan penyangga lainnya, penyangga Ti02
memberikan keaktifan yang paling baik, diikuti dengan C aktif dan y-Ah03• Sementara
loading yang memberikan hasil terbaik saat perbandingan Ni : Ag = 4 : 1. Proses hidrogenasi
yang berlangsung selama 10 jam tidak menyebabkan terjadinya reaksi hidrogenasi lebih
lanjut sehingga lamanya reaksi hidrogenasi cukup dilakukan selama 5 jam saja.
Kata Kunci : Hidrogenasi Perpindahan, Katalis Ni-Ag, Penyangga, Ti02, y-A/20 3, C Aktif, Aktifitas, Minyak Kemiri Sunan
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp31280 | DIG - FTI | Skripsi | TK JAI p/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain