Computer File
Studi pengaruh konstruksi tunnel pada penurunan permukaan tanah dan pondasi bangunan sekitar serta tunnel yang di konstruksi lebih awal : studi kasus tunnel MRT, Dukuh Atas, Jakarta
Kendaraan bermotor di Jakarta dan sekitarnya naik 12 %/tahun atau sekitar 5500 – 6000 per hari
sedangkan pertumbuhan jalan < 1 %/tahun. Bila tidak dilakukan perbaikan pada sistem
transportasi, diperkirakan lalu lintas Jakarta akan macet total pada tahun 2020. Oleh karena itu,
transportasi massal yang andal seperti Mass Rapid Transit (MRT) sangat dibutuhkan ditengah
kepadatan bangunan di Jakarta. Sepasang Tunnel Mass Rapid Transit (MRT) didesain agar bisa
melewati pemukiman penduduk, jalan raya, rel kereta api, sungai dan lain-lain. Walaupun
demikian, konstruksi tunnel akan mengakibatkan penurunan permukaan tanah dan deformasi
pondasi bangunan sekitar serta tunnel yang dikonstruksi lebih awal. Oleh karena itu perlu adanya
kajian dan analisis pengaruh konstruksi tunnel yang mana tertuang dalam tulisan ini.
Penelitian ini mengenai analisis pengaruh dari konstruksi tunnel terhadap bangunan sekitar di
Dukuh Atas. Pada area ini terdapat bangunan gedung 20 lantai yang berada di sebelah kiri (barat)
terhadap tunnel 1 (jarak 23.5m dan terdapat jalan Mohammad Husni Thamrin dengan lebar jalan
sekitar 27.39m berada di sebelah timur dengan jarak horisontal 26.11m dari tunnel 2. Studi ini
menggunakan data hasil penyelidikan tanah pada laporan Geotechnical Interpretative Report
(Jakarta MRT Construction Managements Consultant, 2014) dan Laporan Review and
Reccomendation of Design Parameter (PT Geotechnical Engineering Consultant, 2015). Sepasang
tunnel dengan diameter luar masing 6.6m, jarak antar tunnel 13m, kedalaman tunnel pertama 23m
dan kedalaman tunnel kedua 23.8m akan dikonstruksi pada area ini. Hasil dari penyelidikan tanah
kemudian dikorelasikan kedalam parameter geoteknik kemudian digunakan untuk menganalisis
pengaruh konstruksi tunnel terhadap bangunan sekitar. Metode analisis yang digunakan yaitu
metode konvensional dan metode numerik (software Plaxis 2D). Pemodelan dengan software ini
dilakukan dengan dua metode pemodelan yaitu Mohr Coulomb Model dan Hardening Soil Model.
Dari hasil perhitungan konvensional didapatkan penurunan permukaan tanah sebesar 29.97mm
(VL = 1.5%), dengan pemodelan Mohr Coulomb sebesar 36.59mm dan dengan pemodelan
Hardening Soil sebesar 31.20mm. Pengaruh konstruksi tunnel 1 dan 2 terhadap penurunan
pondasi jalan semakin jauh semakin kecil (dengan jarak antara 26.11m – 43.5m) dengan metode
Mohr Coulomb terjadi penurunan antara 21.12mm – 16mm, sedangkan dengan metode Hardening
Soil Model antara 5.36mm - 1.61mm. Pengaruh konstruksi tunnel terhadap deformasi horisontal
pondasi tiang yaitu dengan jarak antara 23.5m – 48.5m mengakibatkan deformasi horisontal tiang
antara 2.21 mm - 0.057mm dengan metode Mohr Coulomb, sedangkan metode Hardening Soil
Model antara 2.13 mm - 0.047mm. Pengaruh konstruksi tunnel 2 terhadap tunnel 1(konstruksi
lining tunnel 1 dilakukan lebih awal) terjadi deformasi horisontal maksimum pada tunnel 1 sebesar
7.88mm dengan metode Mohr Coulomb Model, sedangkan pada metode Hardening Soil Model
sebesar 3.88mm.
Kata kunci : Tunnel, Mass Rapid Transit, penurunan permukaan tanah, deformasi pondasi
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes1628 | T/DIG - PMTS | Tesis | TES-PMTS TUR s/15 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain