Computer File
Sovereignty in crisis : Ukraine and the capability for self government in post independence era (1991-2014)
Secara lazim, kedaulatan merupakan elemen terpenting bagi suatu negara untuk memastikan diri mereka dapat terus bertahan di dalam sistem internasional. Tetapi, pemikiran umum ini bertolak belakang dengan kenyataan bahwa sebuah bagian dari Ukraina, yaitu Krimea, dianeksasi ke dalam Rusia, sehingga menyebabkan krisis kedaulatan bagi Ukraina. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor yang menyebabkan krisis politik di Ukraina secara analitis dengan menjelaskan peran Rusia, Uni Eropa, dan NATO di Ukraina, serta kondisi domestik di Ukraina. Penelitian ini dilaksanakan di dalam kerangka konseptual realisme struktural. Penelitian ini dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan mengapa krisis di Ukraina terjadi. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, di mana data yang dikumpulkan merupakan data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari wawancara-wawancara dengan diplomat-diplomat di Kedutaan Besar Ukraina, Kedutaan Besar Rusia, dan Kedutaan Besar Uni Eropa di Jakarta; data sekunder didapat dari berbagai literatur. Pada bagian akhir, penulis menyimpulkan bahwa krisis Ukraina terjadi karena di dalam system internasional, kapabilitas Ukraina sebagai unit independen tidak cukup kuat untuk menempatkan dirinya sebagai negara yang lebih kuat dibandingkan dengan Rusia dan Barat – yang diwakili oleh Uni Eropa dan NATO; sebagai tambahan, perilaku Ukraina menempatkan dirinya sebagai objek – bukan sebagai subjek – dari kebijakan luar negerinya sendiri di dalam tarik menarik kekuasaan antara Rusia dan Barat.
Kata kunci: kedaulatan, kapabilitas, realisme struktural, unit, sistem internasional
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes1653 | T/DIG - PMIS | Tesis | TES-PMIS NAT s/15 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain