Computer File
Perbandingan teknik random-modulation dan algoritma floyd-steinberg dalam dithering pada extended visual cryptography
Keamanan informasi menjadi salah satu bidang yang sangat penting dalam ilmu Teknik Informatika. Salah satu cara untuk mengamankan rahasia berupa gambar adalah dengan menggunakan metode Visual Secret Sharing (VSS). VSS(k, n) membagi sebuah gambar rahasia menjadi n buah shadow, di mana setiap shadow tidak menampilkan informasi apapun mengenai gambar rahasia tersebut. Proses dekripsi gambar rahasia hanya menggunakan sistem penglihatan manusia dan tidak perlu menggunakan teknik komputasi yang rumit. Apabila terjadi penumpukan k buah shadow, gambar rahasia baru muncul. Namun, kelemahan dari skema VSS adalah setiap shadow tidak memiliki suatu informasi yang unik yang dapat ditafsirkan sistem penglihatan manusia. Setiap shadow hanya tersusun dari piksel-piksel dengan warna acak. Oleh karena itu, skema Extended Visual Cryptography (EVCS) dikembangkan, yang merupakan pengembangan dari skema VSS tradisional. Gambar rahasia dalam skema EVC akan dibagi menjadi beberapa shadow, di mana setiap shadow merupakan gambar yang memiliki informasi tertentu. Proses enkripsi dalam skema EVC dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap shadow tidak menampilkan informasi tertentu pada gambar rahasia, begitu pula hasil penumpukan shadow tidak menampilkan informasi tertentu pada masing-masing shadow. Nakajima dan Yamaguchi menerapkan skema EVC ini ke dalam tiga buah gambar natural, di mana dua diantara gambar tersebut akan diproses menjadi shadow. Ketika kedua shadow ini ditumpukkan, gambar rahasia, yang merupakan gambar masukan terakhir, akan muncul. Pada penelitian ini skema EVC diterapkan terhadap tiga buah gambar masukan grayscale. Sebelum proses enkripsi dilakukan, kontras ketiga gambar masukan direduksi sesuai dengan batas-batas tertentu. Kemudian setiap piksel pada ketiga gambar grayscale tersebut dikonversi menjadi sembilan buah subpiksel biner dengan teknik dithering. Proses enkripsi dilakukan pada setiap piksel dengan mengatur posisi subpiksel hitam dan transparan pada setiap shadow agar banyaknya subpiksel hitam dan transparan pada hasil penumpukan kedua shadow sesuai dengan banyaknya subpiksel hitam dan transparan pada gambar rahasia. Untuk memperhalus hasil penumpukan kedua shadow, toleransi kesalahan ditambahkan pada proses enkripsi. Skema EVC ini kemudian dikembangkan untuk menangani gambar bewarna dengan basis warna RGB. Berdasarkan penelitian ini, skema EVC sudah dapat diimplementasikan terhadap gambar grayscale dan gambar bewarna. Namun, proses enkripsi relatif lebih mudah diterapkan untuk menangani gambar grayscale dibandingkan gambar bewarna karena proses enkripsi untuk gambar bewarna melibatkan lebih banyak warna. Berdasarkan beberapa hasil eksperimen dalam penelitian ini, teknik dithering dengan Algoritma Floyd- Steinberg lebih cocok diimplementasikan dalam skema EVC daripada teknik dithering dengan Random Modulation.
Kata-kata kunci: Keamanan Informasi, Visual Secret Sharing, Extended Visual Cryptography, Reduksi Kontras, Dithering, Random Modulation, Algoritma Floyd-Steinberg
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp31449 | DIG - FTIS | Skripsi | INFO LUK p/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain