Computer File
Analisis karakteristik penyelesaian sengketa konstruksi di tingkat litigasi dengan menggunakan teknik coding
Industri konstruksi sendiri berada dalam sebuah lingkungan yang tidak dapat menghindari konflik, di mana biaya untuk menyelesaikan konflik yang muncul dan permasalahan hukum di proyek termasuk tinggi. Dalam Undang-Undang Jasa Konstruksi No. 18 Tahun 1999, Pasal36 dan 37 dijelaskan bahwa masalah penyelesaian sengketa jasa konstruksi dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar pengadilan. Salah satu metode penyelesaian sengketa yang sering digunakan oleh pengguna jasa maupun penyedia jasa adalah jalur pengadilan (litigasi). Tujuan penelitian ini sendiri adalah mengetahui karakteristik penyelesaian sengketa konstruksi di tingkat litigasi untuk jenis proyek perumahan, gedung, industrial, dan rekayasa berat. Pada penelitian ini terdapat 567 kasus sengketa konstruksi yang terjadi antara pengguna jasa dengan penyedia jasa yang diunduh dari putusan.mahkamahagung.go.id dengan batasan terjadi saat pelaksanan sehingga direduksi menjadi 30 kasus. Analisis dari 30 kasus tersebut dilakukan dengan teknik coding. Analisis yang dilakukan menghasilkan simpulan bahwa pengguna jasa dengan penyedia jasa yang paling sering
bersengketa pada proyek perumahan, gedung, dan industrial adalah tipe kepemilikan pengguna jasa swasta dengan tipe kepemilikan penyediajasa swasta, sedangkan pada proyek rekayasa berat adalah tipe kepemilikan penggunajasa pemerintah dengan tipe kepemilikan penyediajasa swasta. Sengketa konstruksi sendiri umumnya terjadi setelah tahun 1998. Rasio lamanya penyelesaian sengketa di tingkat Mahkamah Agung dibandingkan dengan waktu pelaksanaan yang paling besar pada seluruh jenis proyek sebesar 12,83 yang berarti lamanya penyelesaian sengketa di tingkat Mahkamah Agung 12,83x waktu pelaksanaan yang diduga karena banyaknya pihak yang terlibat sehingga setiap putusan yang ada selalu ada pihak yang merasa tidak puas dan berdasarkan data yang ada karena sistem penyelesaian melalui jalur litigasi merupakan sistem penyelesaian sengketa yang berjenjang di mana hasH putusan pada setiap jenjang tidak final and binding. Kedua hal tersebut menyebabkan rasio tersebut menjadi besar.
Kata Kunci : Sengketa Konstruksi, Karakteristik Sengketa Konstruksi, Anatomi Sengketa Konstruksi, Manajemen Konstruksi, Kontruksi Tingkat Litigasi
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp31790 | DIG - FTS | Skripsi | MRK JAY a/15 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain