Computer File
Analisis penurunan pondasi kelompok tiang menggunakan metode faktor interaksi
Saat ini pembangunan di Indonesia semakin berkembang pesat. Pembangunan tersebut meliputi bangunan tinggi, jembatan, dermaga, menara di mana semua bangunan tersebut relatif memikul beban yang besar. Untuk dapat memikul beban bangunan tersebut sering kali digunakan pondasi tiang pancang. Seturut dengan perkembangannya, pondasi tiang pancang tunggal dikembangkan menjadi pondasi kelompok tiang yang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan pondasi tiang tunggal. Dalam menentukan kelayakan suatu pondasi, settlement dari pondasi menjadi faktor yang perlu diperhitungkan. Ada banyak cara untuk memprediksi besarnya penurunan pondasi kelompok tiang. Metode analisis superposisi adalah salah satu metode analisis dimana pada metode analisis superposisi diperhitungkan penurunan selimut tiang (shaft) dan ujung tiang (base).
Metode faktor interaksi merupakan salah satu metode untuk memprediksi besarnya penurunan pondasi kelompok tiang. Metode faktor interaksi diperkenalkan oleh Poulos (1968) dan banyak dikembangkan oleh beberapa peneliti salah satunya oleh C. Y. Lee (1993). Metode faktor interaksi yang dikembangkan oleh C.Y. Lee dipilih karena pada proses pengerjaannya relatif lebih sederhana dibandingkan metode faktor interaksi Poulos yang membutuhkan waktu pengerjaan yang cenderung membosankan dan membutuhkan memory storage yang besar.
Kata kunci: faktor interaksi, kelompok tiang, settlement
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp32432 | DIG - FTS | Skripsi | GEOT KUS a/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain