Computer File
Analisis penurunan tanah dan dampak konstruksi terowongan pada bangunan sekitarnya : studi kasus MRT Jakarta
Konstruksi terowongan bawah tanah menyebabkan penurunan tanah di permukaan. Penurunan tanah dapat terjadi di seluruh metode pelaksanaan konstruksi terowongan bawah tanah, tidak terkecuali teknologi pengeboran terowongan terkini, TBM. Penurunan tanah pada metode konstruksi terowongan menggunakan TBM terjadi karena adanya perbedaan diameter mesin bor dengan diameter lining terowongan. Artinya terdapat sejumlah volume tanah yang digali berlebihan sehingga tanah di sekeliling galian akan mengisi kekosongan tersebut dan menyebabkan penurunan permukaan tanah. Hal ini dapat memengaruhi struktur bangunan yang ada di sekitar konstruksi terowongan, termasuk terowongan yang ada di sekitarnya. Analisis dilakukan dengan meninjau proyek MRT di Jakarta, tepatnya pada Stasiun Senayan. Ada 2 metode yang digunakan yaitu metode konvensional dan metode elemen hingga (software PLAXIS). Dari hasil perhitungan kedua metode tersebut diperoleh besar penurunan tanah. Besar penurunan tanah yang diperoleh dengan metode konvensional didistribusi menggunakan persamaan distribusi Gaussian, dengan persamaan tersebut diperoleh kurva penurunan tanah secara melintang. Sedangkan pada PLAXIS diambil potongan pada permukaan tanah sehingga distribusi penurunan tanah dapat diketahui. Penurunan tanah yang melebihi 2,5 cm dapat membahayakan struktur bangunan yang ada di atas tanah tersebut. Sedangkan untuk terowongan lainnya, pergeseran yang diperbolehkan tidak lebih dari 4 mm akibat konstruksi terowongan lain.
Kata kunci: terowongan, TBM, penurunan tanah
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp32452 | DIG - FTS | Skripsi | GEOT SAT a/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain