Computer File
Peranan inventory control dalam menurunkan harga pokok penjualan garment KS
Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) memiliki potensi dan peluang perkembangan yang baik di Indonesia. Usaha menengah tekstil yang berada di Indonesia pun masih terus berkembang sampai saat ini. Dengan berlangsungnya program kerja Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir tahun 2015, berdampak pada persaingan industri yang semakin ketat. Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh industri manufaktur adalah melihat perputaran bahan baku sehingga perusahaan dapat melakukan efisiensi pada biaya persediaan. Oleh karena itu, pengendalian persediaan bahan baku yang terkontrol dengan baik diperlukan dalam perusahaan. Objek penelitian penulis adalah Garment KS yang bergerak di bidang garment dan sudah berdiri sejak tahun 1991.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini mencoba menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi dengan cara mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah melalui wawancara kepada staff kepercayaan perusahaan untuk mengetahui proses persediaan, proses produksi, dan memperoleh data- data yang berkaitan dengan persediaan bahan baku.
Hasil evaluasi manajemen persediaan Garment KS dinyatakan belum optimal pada pemesanan dan pembelian bahan dikarenakan perencanaan kebutuhan bahan yang masih mengalami kekurangan pada produksi dan tidak adanya staff khusus untuk menanganinya. Oleh karena itu, penulis mengajukan usulan berupa penerapan pengendalian persediaan bahan dengan metode peramalan dekomposisi dan model Kuantitas Pesanan Ekonomis (KPE). Dengan dilakukannya model ini dapat membantu perusahaan menentukan berapa jumlah kebutuhan bahan yang ekonomis dalam satu kali pemesanan dan diharapkan perusahaan dapat menekan biaya persediaan. Setelah diterapkannya model KPE, perusahaan mengalami penghematan pada biaya persediaan sebesar Rp 239.533.721. Selain menerapkan model KPE, Garment KS diusulkan untuk melakukan perencanaan peramalan bahan baku dengan menggunakan metode dekomposisi (multiplicative decomposition dengan basic average for all data) dibantu dengan program POM for Windows 3. Penerapan metode ini membantu Garment KS dalam menurunkan persentase pemakaian bahan menjadi 61,12% dan penurunan harga pokok penjualan sebesar Rp 237.628.245. Untuk itu Garment KS disarankan melakukan penambahan staf PPIC (Production Planning Inventory Control) dan staf Pembelian dibawahi oleh Divisi Produksi. Dengan hasil tersebut, penulis menyarankan Garment KS melakukan penerapan metode peramalan dekomposisi dan model KPE dalam perusahaan. Dampak yang didapat setelah menerapkan pengendalian persediaan dengan metode dekomposisi dan model KPE, pengendalian bahan lebih terkontrol dalam pemesanan dan pembelian serta menurunkan harga pokok penjualan yang dapat menambahkan keuntungan pada Garment KS.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp32527 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ CHA p/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain