Computer File
Analisis tingkat efisiensi dengan menggunakan metode data envelopment analysis dalam penetapan jumlah dan imbalan satpam di PT. X
Munculnya banyak perusahaan yang bergerak di bidang outsourcing membuat tingkat persaingan pada perusahaan outsourcing ini menjadi semakin ketat. Perusahaan-perusahaan outsourcing tersebut terus berlomba-lomba dalam meningkatkan kualitas jasa mereka yang berbentuk jasa ketenagakerjaan. Hal tersebut mengakibatkan PT. X beberapa kali kehilangan konsumen karena kinerja yang belum optimal dan berakibat pada daya saing menjadi lemah.
PT. X merupakan perusahaan outsourcing yang terletak di Kota Bandung. Produk yang ditawarkan dari PT. X berupa jasa pengamanan. Saat ini terdapat enam perusahaan konsumen yang menggunakan jasa pengamanan yang ditawarkan oleh PT. X. Dalam menentukan jumlah satpam yang akan digunakan oleh perusahaan konsumen, PT. X menggunakan standar yang disebut dengan titik kritis. Titik kritis ditentukan berdasarkan beberapa faktor, yaitu luas area perusahaan konsumen, aset yang dijaga, dan jumlah akses keluar masuk dari area perusahaan konsumen.
Untuk mengukur kinerja PT. X maka dilakukan pengukuran tingkat efisiensi dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis. Pengukuran dilakukan dengan membandingkan seluruh perusahaan konsumen dari PT. X berdasarkan pelayanan mereka. Enam perusahaan konsumen tersebut yaitu PT. A, PT. B, PT. C, PT. D, PT. E, dan PT. F.
Berdasarkan pengukuran dengan menggunakan Data Envelopment Analysis Program diperoleh hasil bahwa PT. E memperoleh tingkat efisiensi relatif sebesar 100%. Kemudian PT. C, PT. B, dan PT. A merupakan perusahaan konsumen yang belum efisien dengan tingkat efisiensi relatif di atas 90%, yaitu masing–masing sebesar 97,5%, 95,0%, dan 91,6%. PT. D merupakan perusahaan konsumen yang belum efisien dengan tingkat efisiensi relatif di atas 80%, yaitu sebesar 84,5%. PT. F menjadi perusahaan konsumen dengan tingkat efisiensi relatif paling rendah, yaitu sebesar 75%.
Untuk menjaga tingkat efisiensi sebesar 100%, penulis menetapkan sebuah penetapan jumlah satpam dan imbalan yang dapat digunakan oleh PT. X. Ketetapan tersebut dibuat berdasarkan titik kritis dari perusahaan konsumen. Untuk perusahaan konsumen dengan titik kritis satu dibutuhkan 4 orang satpam dan masing–masing satpam diberi imbalan sebesar Rp. 1.300.000. Untuk perusahaan konsumen dengan titik kritis dua dibutuhkan 8 orang satpam dan masing–masing satpam diberi imbalan sebesar Rp. 1.300.000. Untuk perusahaan konsumen dengan titik kritis tiga dibutuhkan 12 orang satpam dan masing–masing satpam diberi imbalan sebesar Rp. 1.300.000. Untuk perusahaan konsumen dengan titik kritis empat dibutuhkan 16 orang satpam dan masing–masing satpam diberi imbalan sebesar Rp. 1.300.000. Untuk perusahaan konsumen dengan titik kritis lima dibutuhkan 18 orang satpam dan masing–masing satpam diberi imbalan sebesar Rp. 1.300.000. Untuk perusahaan konsumen dengan titik kritis enam dibutuhkan 24 orang satpam dan masing–masing satpam diberi imbalan sebesar Rp. 1.300.000. Untuk perusahaan konsumen dengan titik kritis tujuh dibutuhkan 28 orang satpam dan masing–masing satpam diberi imbalan sebesar Rp. 1.300.000.
Dengan demikian, penulis menyarankan PT. X harus teliti dalam menetapkan titik kritis dari setiap calon konsumen dikarenakan merupakan faktor kunci dalam menetapkan jumlah satpam yang akan digunakan serta imbalan yang akan diberikan. Kemudian PT. X dapat menggunakan ketetapan sehubungan dengan jumlah satpam dan imbalan agar memiliki tingkat efisiensi relatif sebesar 100%.
Keywords: Jasa, Outsourcing, Efisiensi, Data Envelopment Analysis, Titik Kritis.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp32538 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ WAR a/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain