Computer File
Analisis dan penerapan perbaikan kinerja manajemen persediaan bahan baku pada New Golden Roses Bakery, Garut
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang berkaitan dengan pengelolaan persediaan bahan baku yang memiliki masa kadaluarsa di New Golden Roses Bakery, Kota Garut. Permasalahan tersebut meliputi banyaknya pemborosan biaya yang timbul akibat bahan baku yang rusak, hilang, kurang pada saat dibutuhkan, atau jumlahnya yang berlebihan. Hal ini menyebabkan perusahaan beroperasi dengan tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu penulis melakukan analisis terhadap kinerja manajemen bahan baku yang diterapkan selama ini, kemudian melakukan usaha perbaikan yaitu dengan menerapkan konsep 5S dan enam dimensi manajemen persediaan yang baik.
Teori yang penulis pakai untuk menyelesaikan permasalahan di atas adalah konsep 5S dan konsep enam dimensi manajemen persediaan yang baik. 5S sendiri penulis anggap sebagai konsep sekaligus metode yang tepat untuk membuat tempat penyimpanan persediaan menjadi terorganisir. Sedangkan konsep enam dimensi penulis anggap tepat untuk memperbaiki sistem manajemen persediaan bahan baku di New Golden Roses Bakery.
Desain penelitian ini termasuk dalam action research, artinya penelitian ini mencari dan menerapkan solusi dari masalah yang terjadi untuk memecahkannya. Objek dari penelitian yang dilakukan pada semester pertama tahun 2016 ini adalah toko kue New Golden Roses Bakery, yang berlokasi di Kota Garut, Jawa Barat. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi langsung dan wawancara dengan pihak–pihak terkait. Pengumpulan data difokuskan untuk mencari masalah apa yang sedang terjadi dan kemungkinan sumber permasalahannya. Kemudian penulis melakukan studi literatur dan menemukan bahwa konsep 5S dan konsep enam dimensi manajemen persediaan yang baik sebagai solusi.
Penulis menerapkan konsep 5S dengan melakukan masing–masing “S” secara berurutan, yaitu: sortir barang yang tak terpakai, susun kembali secara terorganisir, bersihkan bahan baku dan tempat penyimpanannya, buat standar, dan terakhir evaluasi serta pertahankan 5S ini. Setelah melakukan 5S, penulis menerapkan enam dimensi manajemen persediaan yang baik dan berhasil memperbaiki sistem pencatatan, pemesanan, pemakaian dan penyimpanan bahan baku. Penulis juga membuat melakukan penilaian sebelum dan sesudah perbaikan untuk menilai sejauh mana solusi ini berhasil. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsep–konsep di atas mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi di atas dengan baik.
Konsep 5S membuat kondisi tempat penyimpanan menjadi lebih bersih dan teroganisir, sehingga konsep enam dimensi manajemen persediaan yang baik bisa diterapkan. Konsep 5S membuat bahan baku mudah dan cepat diakses. Dengan menerapkan konsep 5S, 15 dari 16 poin penilaian enam dimensi manajemen yang baik bisa dikatakan sudah terpenuhi. Setelah kedua konsep tersebut diterapkan, kegiatan manajemen persediaan bahan baku menjadi cepat dan nyaman dilakukan. Berbagai bentuk pemborosan yang sebelumnya terjadi dapat dengan mudah dipangkas. Berdasarkan temuan di atas, penulis menyarankan agar konsep 5S dan enam dimensi manajemen persediaan yang baik ini tetap diterapkan secara konsisten. Konsep ini juga penulis sarankan untuk diterapakan pada manajemen persediaan bahan baku non-perishable New Golden Roses Bakery. Sehingga bakery ini bisa beroperasi dengan lebih efektif dan efisien, karena pemborosan serupa yang mungkin juga terjadi dalam menajemen persediaan bahan baku non-perishable bisa kembali dipangkas.
Kata kunci: manajemen persediaan, pemborosan, bahan baku, lean thinking, 5S, enam dimensi manajemen persediaan yang baik
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp32551 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ GIA a/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain