Computer File
Analisis pengendalian kualitas untuk mengurangi persentase produk cacat pada perusahaan GATS
Kualitas produk sangat penting untuk diperhatikan karena akan berdampak pada reputasi sebuah perusahaan. GATS merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di industri sepatu. Dalam mempertahankan reputasinya GATS sangat memperhatikan kualitas produk. Perusahaan selalu menjaga kualitasnya agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Tetapi pada kenyataaannya jumlah produk cacat yang terjadi masih melebihi batas toleransi yang telah ditentukan perusahaan.
Untuk meningkatkan kualitas produknya, perusahaan perlu melakukan kegiatan pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas juga berguna untuk mengurangi jumlah produk cacat yang dihasilkan. Pengendalian kualitas dapat dilakukan menggunakan 7 alat bantu, dan alat bantu yang digunakan penulis adalah fishbone diagram. Fishbone diagram merupakan sebuah metode grafis sederhana yang berguna untuk menunjukkan rantai sebab akibat dan mencari tahu penyebab terjadinya kecacatan sehingga perusahaan dapat mencari solusi dari masalah tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan tujuan mengumpulkan data untuk mendapatkan gambaran mengenai objek penelitian. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Penelitian ini dimulai melalui proses wawancara dengan manajemen perusahaan, melakukan observasi, mengumpulkan data produksi, mengumpulkan data produk cacat, mengetahui jenis kecacatan yang terjadi, mencari penyebab kecacatan, memberikan usulan perbaikan, dan membuat kesimpulan dan saran.
Berdasarkan hasil penelitian, perusahaan GATS telah melakukan 6 tahapan pengendalian kualitas. Kegiatan tersebut dilakukan di setiap departemen produksi yaitu departemen bahan baku, departemen persiapan, departemen jahit muka, departemen sol, departemen finishing, dan departemen gudang bahan. Terdapat 8 jenis kecacatan yang terjadi selama proses produksi yaitu cacat bahan baku, cacat lapisan dalam, cacat kulit lapisan luar, cacat jahitan miring, cacat penempelan sol, cacat muka, cacat semir, dan cacat bahan kimia. Penyebab terjadinya kecacatan yang paling dominan adalah manpower dan materials. Faktor kecacatan manpower terjadi karena perusahaan menggunakan sistem upah berdasarkan jumlah produksi masing-masing karyawan. Penulis memberikan usulan agar perusahaan menempelkan kertas himbauan kerja, mengoptimalkan fungsi Standard Operating Procedure (SOP), memberikan training bagi karyawan yang melakukan pemilihan bahan baku, melakukan pengecekan mesin jahit setiap harinya, mengoptimalkan fungsi staf produksi, melakukan pergantian supplier, dan memberikan bonus bagi karyawan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis memberikan saran agar perusahaan mengoptimalkan fungsi Standard Operating Procedure (SOP) sebagai panduan kerja karyawannya, mengoptimalkan fungsi staf produksi, melakukan pergantian supplier bahan baku, dan menerapkan sistem bonus bagi karyawannya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp32555 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ SAP a/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain