Computer File
Peranan pengelolaan piutang dagang dalam meningkatkan kelancaran arus kas CV. X
Seiring dengan perkembangan ekonomi, persaingan usaha semakin ketat. Dalam kondisi seperti ini, perusahaan dituntut untuk dapat bertahan, dan mengatasi masalah yang terjadi baik masalah internal maupun eksternal. Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan harus bisa mencari cara untuk meningkatkan penjualannya. Salah satu caranya dengan melakukan penjualan secara kredit namun di sisi lain uang yang seharusnya dapat digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan akan tertanam dalam piutang dagang. CV. X merupakan salah satu toko kertas yang terletak di Bandung dan telah berdiri sejak tahun 2000. CV. X melakukan penjualan kredit lebih besar dari penjualan tunainya. Penurunan perputaran piutang, dan kenaikan rata-rata periode tagih yang terjadi di CV. X menandakan pengelolaan manajemen piutang perusahaan yang belum tepat. Oleh karena itu penulis tertarik menganalisis piutang yang terjadi di CV. X.
Dalam menganalisa piutang dagang yang terjadi di CV. X dapat dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan, analisa common size, analisa piutang, dan analisa arus kas. Setelah itu penulis melakukan simulasi atas usulan kebijakan piutang dagang yang baru dan membandingkan hasil simulasi usulan kebijakan piutang yang baru tersebut dengan kebijakan manajemen piutang yang sekarang.
Metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif analisis yang dilakukan terhadap kejadian keuangan CV. X selama dua tahun terakhir, yaitu tahun 2014 dan tahun 2015. Metode ini bertujuan untuk mengumpulkan data, mengolah, dan menginterpretasikan data kemudian membuat kesimpulan yang dapat digunakan untuk solusi atau rekomendasi teknik yang dilakukan yaitu wawancara, dokumentasi, dan penelitian kepustakaan. Jenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh langsung dari CV. X.
Pada tahun 2014, CV. X melakukan penjualan tunai sebesar 22.38%, dan penjualan kredit sebesar 77.62%, sedangkan pada tahun 2015 penjualan tunai sebesar 21.32%, dan penjualan kredit sebesar 78.68%. CV. X memiliki rata-rata periode tagih pada tahun 2014 selama 73 hari, dan pada tahun 2015 selama 177 hari sehingga lebih lama dibandingkan dengan periode kredit yang ditetapkan perusahaan yaitu selama 30 hari. Perputaran piutang yang terjadi hanya terjadi 5 kali dalam tahun 2014 dan 2 kali dalam tahun 2015, lebih lambat dari perputaran piutang yang diharapkan terjadi yaitu sebanyak 12 kali dalam setahun. Pelanggan CV. X yang membayar piutangnya tepat waktu (30 hari) sebesar 34.27% pada tahun 2014, dan 16.05% pada tahun 2015, sementara sisanya pelanggan membayar tidak tepat waktu atau bahkan belum membayar. Sedangkan kebijakan perusahaan n/30. Akibat adanya keterlambatan pembayaran piutang, perusahaan harus menanggung opportunity cost sebesar Rp 23,901,847 yang seharusnya CV. X bisa dapatkan jika piutang yang terlambat tersebut ditabung dalam bentuk deposito. Oleh karena itu, penulis mengusulkan perbaikan kebijakan kredit dari n/30 menjadi 2/10 n/30 dengan memberikan usulan potongan tunai sebesar 2% dalam 10 hari dan periode kredit 30 hari. Sebelum penerapan usulan potongan tunai, perusahaan memiliki saldo kas akhir sebesar Rp 1,128,995,909 sedangkan dengan diterapkannya usulan potongan tunai, perusahaan memiliki saldo kas akhir sebesar Rp 1,465,093,085. Dengan adanya peningkatan saldo kas akhir perusahaan maka penulis menyarankan untuk menerapkan potongan tunai dalam kebijakan kreditnya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp32575 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ ROS p/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain