Computer File
Peranan target costing dalam meningkatkan laba operasi perusahaan : studi kasus pada Rumah Makan B
Dunia perekonomian saat ini semakin berkembang pesat, khususnya usaha di bidang pangan. Hal ini menimbulkan persaingan yang semakin ketat, salah satunya terjadi antar usaha rumah makan. Apalagi konsumen saat ini semakin kritis dalam memilih suatu produk/jasa. Oleh karena itu, agar dapat bersaing rumah makan harus dapat mempertahankan kualitas makanannya dan menawarkan pada harga yang kompetitif atau sesuai dengan harga yang bersedia dibayar oleh konsumen. Dalam hal ini, target costing merupakan salah satu alat yang tepat untuk mengendalikan biaya. Jika seluruh biaya telah efisien, maka rumah makan dapat menawarkan makanan pada harga kompetitif atau sesuai dengan harga yang bersedia dibayar oleh konsumen dan dapat meningkatkan laba operasi rumah makan.
Pihak rumah makan dapat memulai penerapan target costing dengan cara memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, serta menentukan target price atau harga jual makanan yang akan ditawarkan pada konsumen. Besarnya target price tersebut dapat ditelusuri melalui survei pasar dan pesaing. Setelah target price ditetapkan, maka rumah makan selanjutnya menentukan besarnya target profit yang diharapkan. Penentuan target profit ini tergantung pada kebijakan setiap rumah makan. Setelah diketahui berapa target price dan target profit yang diinginkan, maka rumah makan dapat mengetahui berapa besarnya target cost yang harus dikeluarkan untuk mencapai target price dan target profit tersebut. Kemudian, target cost tersebut dibandingkan dengan biaya produk dan jika biaya produk lebih besar dari target cost, maka perlu dilakukan upaya penurunan biaya yaitu value engineering.
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu deskriptif analitis. pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan penelitian kepustakaan. Objek penelitian penulis yaitu RM. B, yang berlokasi di bandung. Penelitian ini dilakukan pada bulan februari hingga juni 2016, dengan menggunakan data selama tahun 2015.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa RM. B belum menerapkan target costing. Selain itu, perhitungan biaya produknya pun masih belum tepat karena biaya tenaga kerja dan biaya lain-lain (selain bahan baku dan tenaga kerja) hanya dibebankan dengan perkiraan persentase/tanpa dasar pemikiran yang jelas, serta belum membebankan biaya penyusutan peralatan pada setiap menu makanan. Oleh karena itu, penulis mengklasifikasikan kembali seluruh biaya-biaya yang terjadi dan menghitung seluruh biaya yang terjadi dalam proses pembuatan makanan dengan menggunakan ABC (activity-based costing) system. Berdasarkan hasil perbandingan biaya produk menurut ABC system dengan target cost, diperoleh bahwa biaya produk menu makanan yang diteliti masih belum mencapai target cost, kecuali untuk menu mie yamien ayam tanpa jasa pesan antar. Oleh karena itu, perlu dilakukan value engineering untuk membantu pencapaian target cost dan target profit yang diinginkan. Value engineering yang diupayakan untuk RM. B yaitu pemilihan kembali supplier atau tetap mempertahankan supplier namun membeli dalam jumlah banyak, merancang ulang produk/makanan, mengurangi upah lembur dan menggantinya dengan makan malam untuk karyawan yang lembur, mengurangi jumlah kulkas, mengganti dus makanan, dan membebankan biaya pengantaran kepada konsumen.
Kata kunci: Target costing, biaya produk, activity-based costing, value engineering, rumah makan
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp32601 | DIG - FE | Skripsi | AKUN SUT p/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain