Computer File
Penilaian pengendalian internal pada siklus penjualan dan penerimaan kas untuk menentukan faktor risiko fraud : studi kasus pada PT. Pusaka Tours Indonesia
Indonesia merupakan anggota Masyarakat Ekonomi ASEAN. Oleh sebab itu, maka Indonesia menghadapi persaingan perekonomian yang sangat terbuka antar negara ASEAN. Keterbukaan persaingan tersebut juga mencakup persaingan sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan sumber daya vital bagi perusahaan jasa, karena melalui sumber daya manusia jasa dapat dijalankan kepada konsumen. Hal ini juga berdampak pada perkembangan ekonomi, menyebabkan kebutuhan masyarakat semakin tinggi, dan bila tingkat kesejahteraan rendah dari perusahaan, maka karyawan akan cenderung melakukan tindakan kecurangan untuk memperoleh keuntungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kecurangan tersebut juga timbul karena adanya kesempatan yang berasal dari lemahnya pengendalian internal yang dibentuk perusahaan, maka untuk menemukan faktor risiko kecurangan yang dilakukan karyawan, perlu dilakukan penilaian pengendalian internal.
Penilaian pengendalian internal yang dilakukan terhadap seluruh faktor-faktor pengendalian internal yang terdapat dalam perusahaan. Penelitian terhadap faktor-faktor pengendalian internal tersebut dapat membantu untuk menemukan faktor-faktor risiko kecurangan dalam fraud triangle yang terjadi. Dengan ditemukannya faktor-faktor risiko kecurangan tersebut, maka dapat ditentukan risiko-risiko kecurangan yang mungkin dilakukan oleh karyawan dan harus dicegah oleh perusahaan.
Metode penelitian menggunakan metode deskriptif analitis. Untuk mengumpulkan data yang relevan, teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa studi lapangan dan studi literatur. Studi lapangan tersebut berupa kuesioner, wawancara, observasi kepada pihak yang terkait dengan siklus penjualan dan penerimaan kas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, faktor-faktor risiko kecurangan yang muncul baik menyebabkan risiko kecurangan fraudulent of financial statement atau pun missapropriation of asset sebagian besar disebabkan karena lemahnya pengendalian internal. Pemisahan wewenang yang kurang tepat seperti antara fungsi otorisasi harga dan pencatatan yang dilakukan oleh bagian administrasi penjualan, fungsi pencatatan dan kustodial dilakukan oleh administrasi penjualan, fungsi penerimaan kas dan fungsi pencatatan yang dilakukan oleh bagian akuntansi, tidak adanya pengawasan independen yang kompeten dalam perusahaan terbukti dengan tidak dibentuknya tim audit internal sebagai pengawas independen, dokumentasi yang tidak baik seperti tidak diberikannya nomor urut pada sales invoice memunculkan kesempatan untuk melakukan kecurangan. Tekanan terkait pekerjaan juga menjadi faktor pendorong munculnya risiko kecurangan seperti tekanan target penjualan yang tidak realistis dari manajemen. Faktor risiko kecurangan tersebut dapat diminimalisasi dengan melakukan pemisahan fungsi dan wewenang yang memadai, penggunaan kamera CCTV, pengaturan dokumentasi yang memadai, dan adanya pengawas independen yang kompeten terhadap seluruh aktivitas pegawai.
Kata Kunci: Pengendalian Internal, Evaluasi Pengendalian Internal, Faktor Risiko Kecurangan, Risiko Kecurangan, Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas, Fraud Triangle.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp32607 | DIG - FE | Skripsi | AKUN ANA p/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain