Computer File
Pemeriksaan operasional atas fungsi produksi untuk menurunkan tingkat produk cacat : studi kasus pada PT Trimas Sarana Garment Industry
Di era globalisasi saat ini, persaingan antar usaha semakin ketat. Perusahaan berlomba-lomba untuk terus dapat bertahan di industri yang semakin kompetitif. Selain itu berlakunya MEA dapat memberikan peluang untuk meningkatkan persaingan usaha. MEA bertujuan untuk meningkatkan pasar tunggal berbasis produksi. Tujuan ini akan menyasar terjadinya aliran bebas barang, jasa, investasi dan tenaga kerja terampil serta aliran modal yang lebih bebas antarnegara di kawasan ASEAN. Dengan adanya aliran bebas barang tentunya dapat memberikan dampak bagi industri yang melakukan ekspor impor di Indonesia. Salah satu industri yang melakukan ekspor impor adalah industri garmen. Industri garmen bergerak di bidang manufaktur. Bagi industri yang melakukan ekspor, kualitas merupakan hal yang harus diperhatikan dan merupakan alat untuk dapat bersaing dengan produk-produk lain di luar negeri. Fungsi produksi pada perusahaan garmen merupakan fungsi yang terpenting dalam menunjang operasi perusahaan, oleh karena itu dibutuhkan pemeriksaan operasional untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan keinginan pelanggan.
Dalam melakukan suatu kegiatan produksi di perusahaan, diperlukan pengelolaan sumber daya secara efisien untuk dapat mencapai tujuan secara efektif. Untuk dapat mencapai tujuan dengan efektif dan efisien, dibutuhkan pengendalian internal yang dapat memastikan bahwa kegiatan produksi dapat berjalan dengan sesuai dengan standar atau kriteria yang ditetapkan. Pemeriksaan operasional dilakukan untuk dapat menilai kinerja atau pencapaian tujuan dari fungsi produksi.
Metode penelitian yang digunakan adalah descriptive study yang dirancang untuk dapat menggambarkan karakteristik dari suatu kejadian atau situasi tertentu. Pengolahan data dilakukan secara kualitatif. Objek penelitian pada penelitian ini adalah PT Trimas Sarana Garment Industry, yaitu perusahaan manufaktur yang bergerak di industri garmen. Perusahaan terletak di kawasan berikat di daerah Kopo, Bandung. Produk yang dihasilkan adalah celana pria dan wanita.
Pada pemeriksaan operasional yang telah dilakukan, ditemukan adanya critical problem pada fungsi produksi di perusahaan. Masalah yang dihadapi oleh perusahaan adalah naiknya tingkat produk cacat selama beberapa bulan terakhir. Produk cacat yang terjadi di perusahaan digolongkan menjadi produk cacat yang masih dapat diperbaiki, dan produk cacat yang tidak dapat diperbaiki. Untuk produk cacat yang masih dapat diperbaiki, perusahaan harus mengeluarkan estimasi biaya perbaikan sebesar Rp. 22.109.335,00, yang ditetapkan berdasarkan cadangan kebutuhan material. Apabila tidak terjadi produk cacat, biaya tersebut dapat dihemat oleh pihak perusahaan untuk melakukan produksi selanjutnya. Sedangkan, produk cacat yang tidak dapat diperbaiki digolongkan menjadi produk B grade, dan tidak dapat dijual secara ekspor. Estimasi kerugian yang harus ditanggung perusahaan apabila produk B grade tidak dapat dijual adalah Rp. 457.982.438,00. Sedangkan, apabila perusahaan masih dapat menjual produk B grade dengan harga Rp. 30.000,00, maka estimasi kerugian yang ditanggung oleh perusahaan adalah sebesar Rp. 278.522.438,00. Untuk dapat menurunkan tingkat produk cacat yang terjadi sebaiknya para karyawan ditekankan agar selalu teliti dalam melakukan pekerjaan dan selalu mengacu pada instruksi yang diberikan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp32628 | DIG - FE | Skripsi | AKUN DIA p/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain