Computer File
Asas keseimbangan dalam perjanjian baku kartu kredit Bank X dengan konsumen berdasarkan Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen
Hukum perjanjian Indonesia menganut asas-asas yang menjadi dasar dari
sebuah perikatan antara para pihak. Pada KUH Perdata menganut 3 asas utama
dalam hukum perjanjian yaitu asas kepribadian, asas konsensualisme, dan asas
kebebasan berkontrak. Adapun asas-asas lainnya antara lain asas itikad baik, asas
kepercayaan, asas persamaan hukum, asas kepastian hukum, asas moral, asas
kepatutan, asas kebiasaan, asas perlindungan, dan asas keseimbangan.
Berkembangnya zaman menyebabkan berkembang pula jenis -jenis
perjanjian, salah satu yang berkembang adalah jenis perjanjian baku. Perjanjian
baku dibuat oleh satu pihak yang biasanya dibuat oleh pelaku usaha. Perjanjian
baku ini dibuat dengan maksud untuk menghemat waktu dan lebih efisien.
Dikarenakan perjanjian baku hanya dibuat oleh salah satu pihak maka timbul
pertanyaan mengenai apakah perjanjian itu seimbang atau tidak. Maka dari itu
penggunaan asas keseimbangan dapat diterapkan pada kasus seperti ini untuk
melihat apakah suatu perjanjian baku seimbang atau tidak.
Penelitian ini meneliti dari sudut pandang perjanjian dengan melihat
perjanjian baku kartu kredit Bank X berdasarkan asas keseimbangan yang dianut
oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan
asas keseimbangan menurut hukum perjanjian Indonesia. Penelitian ini meneliti
pula dampak yang mungkin timbul dari pelaksanaan perjanjian baku tersebut.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp32763 | DIG - FH | Skripsi | FH MAH a/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain