Text
Analisis perbandingan tingkat inovasi UKM rajut sentra dan non-sentra di Kota Bandung dan sekitarnya
Usaha kecil menengah (UKM) rajut yang sudah tidak asing didengar oleh
masyarakat adalah UKM rajut sentra Binong Jati, kota Bandung. Namun, UKM rajut di
kota Bandung dan sekitarnya juga terdapat di daerah-daerah lain yang disebut sebagai
UKM rajut non-sentra. UKM rajut sentra Binong Jati sudah diakui pemerintah daerah
sebagai sentra rajut resmi sehingga sudah mendapatkan kepercayaan masyarakat
sebagai UKM rajut yang menghasilkan produk secara grosir dengan kualitas yang bagus
dan harga yang terjangkau. Hal tersebut membuat setiap UKM rajut non-sentra harus
berusaha lebih bekerja keras agar menghasilkan produk dengan desain yang lebih
inovatif atau kreatif dengan kualitas yang bagus dan harga yang terjangkau, sehingga
UKM rajut non-sentra juga akan mendapatkan kepercayaan masyarakat dan memiliki
pasar yang lebih luas lagi.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbandingan inovasi antara UKM rajut
sentra dan non-sentra dengan mempertimbangkan berbagai variabel yang
memengaruhi yaitu kreativitas, faktor keluarga, kompetensi usahawan, karakteristik
usahawan, dan tacit knowledge. Pengujian model penelitian menggunakan Structural
Equation Modeling (SEM) untuk UKM rajut sentra dan non-sentra, baik secara
keseluruhan maupun secara terpisah. Hasil pengujian SEM untuk UKM rajut sentra dan
non-sentra secara keseluruhan didapatkan variabel faktor keluarga dan variabel tacit
knowledge sebagai variabel yang berpengaruh signifikan terhadap inovasi. Hasil
pengujian SEM untuk UKM rajut sentra menyatakan tidak terdapat variabel yang
berpengaruh signifikan terhadap inovasi sedangkan untuk UKM rajut non-sentra
menyatakan variabel faktor keluarga sebagai variabel yang berpengaruh signifikan
terhadap inovasi.
Usulan perbaikan yang dianjurkan untuk meningkatkan UKM rajut non-sentra
berdasarkan variabel faktor keluarga adalah menjadikan keluarga yang berpengalaman
terhadap usaha sebagai tempat untuk menambah pengetahuan pengusaha. Kedua,
menjadikan keluarga sebagai tempat pertama pengusaha untuk bercerita mengenai
segala sesuatu yang terjadi pada usahanya dan melakukan brainstorming bersama
keluarga untuk memunculkan ide-ide baru. Ketiga, pengusaha yang memiliki usaha
turun-temurun sebaiknya menjadikan keluarga sebagai tim dalam menjalani usahanya
sehingga dapat saling support dan dapat lebih mengerti kepribadian satu sama lain jika
terjadi suatu kendala.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp32843 | DIG - FTI | Skripsi | TI STE a/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain