Computer File
Kerjasama Indonesia - Jepang dalam bidang ketenagalistrikan (2004-2014)
Indonesia memiliki kebutuhan terhadap tenaga listrik yang terus meningkat setiap tahunnya. Namun, dikarenakan adanya keterbatasan pembiayaan dalam meningkatkan kemampuan daya listrik di daerah-daerah, Indonesia harus berhadapan dengan krisis sumber daya listrik. Sehingga, Indonesia pun memerlukan bantuan pihak asing untuk memenuhi kebutuhan listrik dengan menambah jumlah pembangkit listrik yang dimiliki. Jepang, sebagai negara yang memiliki sejarah kerjasama yang panjang dengan Indonesia, merupakan salah satu pihak asing yang membantu Indonesia dalam menyelesaikan krisis listrik dengan pembangunan pembangkit listrik nasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana kerjasama Indonesia – Jepang dalam bidang ketenagalistrikan?”, terutama di periode 2004-2014. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan jenis penelitian dapat digolongkan sebagai penelitian deskriptif, karena penulis hendak mengkaji hubungan antar variabel, serta mengembangkan teori untuk menjelaskan fenomena yang terjadi. Data-data sekunder seperti jurnal internasional dan buku putih akan menjadi sumber kepustakaan utama dalam membantu menjawab pertanyaan penelitian yang disebutkan sebelumnya. Setelah merangkum dan menganalisa data dan fakta yang ada, penelitian ini menemukan bahwa Jepang, sebagai negara yang maju dalam pengelolaan tenaga listrik, kerap membantu Indonesia dalam bidang ketenagalistrikan melalui badan kerjasama luar negeri Jepang yaitu Japan International Cooperation Agency. Teori yang digunakan sebagai kerangka analisis adalah teori kerangka bantuan kerjasama luar negeri oleh Maurits van der Veen. Dalam menjalankan fungsi sebagai negara donor, Jepang memunculkan konsep self-help dalam membantu negara penerima dan konsep selfaffirmation dalam membiayai sejumlah pembangkit listrik di Indonesia. Dalam membantu untuk peningkatan daya listrik di Indonesia, Jepang memiliki dua cara yaitu kerjasama studi dan kerjasama proyek. Sebelum melakukan kerjasama proyek, terlebih dahulu Jepang dan Indonesia melakukan kerjasama studi untuk meneliti lokasi-lokasi yang dinilai strategis dalam meningkatkan daya pembangkit listrik. Dengan konsep self-help, Jepang tidak ikut campur lebih dalam terhadap pembangunan listrik Indonesia secara masif. Jepang hanya meneliti, melaporkan dan membantu Indonesia sebatas dalam proyek tersebut. Selebihnya, Jepang memberikan sepenuhnya kendali kepada Indonesia untuk menjalankan pembangkit listrik yang sudah selesai di bangun.
Kata Kunci: Ketenagalistrikan, Pembangkit listrik, Kerjasama, Indonesia, Jepang.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp33177 | DIG - FISIP | Skripsi | HI SIL k/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain