Computer File
Analisis pengaruh konflik Laut Tiongkok Selatan terhadap penguatan pertahanan Republik Indonesia melalui Minimum Essential Forces (MEF)
Keamanan merupakan keinginan semua negara. Seperti halnya manusia yang menginginkan rasa aman, negara pun demikian, menginginkan rasa aman untuk segenap tumpah darahnya. Menjamin keamanan bagi seluruh rakyatnya adalah kewajiban negara. Untuk mendapatkan rasa aman, kekuatan pertahanan adalah hal yang wajib dimiliki oleh negara mana pun.
Konflik Laut Tiongkok Selatan, merupakan konflik yang dapat dikatakan rumit karena melibatkan banyak negara. Saat ini, konflik tersebut hanya berupa sengketa perbatasan yang awalnya dinyatakan oleh Tiongkok dalam klaim nine-dash line mereka. Negara-negara yang merasa memiliki kepentingan akan kedaulatan di Laut Tiongkok Selatan jelas tidak mau mengakui klaim yang dilayangkan oleh Tiongkok, karenanya sengketa ini menjadi konflik yang berkepanjangan dan bahkan menjadi konflik bersenjata, terutama antara Tiongkok, Filipina dan Vietnam. Hal ini menjadi sebuah persoalan bagi Indonesia, terutama bagaimana cara untuk menghadapi ancaman dari konflik Laut Tiongkok Selatan, karena memiliki wilayah yang berbatasan langsung.
Penulis bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kebijakan pertahanan Indonesia yang dipengaruhi oleh Konflik Laut Tiongkok Selatan. Penulis menggunakan teori Realisme Defensif untuk menjelaskan tindakan Indonesia dalam menanggapi ancaman yang datang dari Laut Tiongkok Selatan dengan memperkuat pertahanannya melalui minimum essential forces. Teori Realisme Defensif merupakan teori yang dikemukakan oleh Kenneth Waltz. Waltz menyatakan dalam teori ini, bahwa negara haruslah mempertahankan status quo ketika menghadapi ancaman, dengan cara meningkatkan kapabilitas pertahanannya. Indonesia melihat Konflik Laut Tingkok Selatan sebagai sebuah ancaman. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan kapabilitas alutsista Indonesia (dari 2009 ke 2014) dan pernyataan langsung dari para pejabat negara, dan membuktikan bahwa Indonesia mencoba meningkatkan kapabilitas pertahanannya untuk memberikan efek penggetar terhadap ancaman dari konflik Laut Tiongkok Selatan.
Kata Kunci: Laut Tiongkok Selatan, Indonesia, Minimum Essential Forces, Pertahanan
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp33230 | DIG - FISIP | Skripsi | HI YUD a/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain