Computer File
Adaptasi dan preservasi museum lukisan Komplek Kasatriyan, Keraton Yogyakarta
Obyek penelitian merupakan Museum Lukisan Komplek Kasatriyaan di Keraton Yogyakarta, kondisinya saat ini masih utuh, namun mengalami beberapa perubahan dan berkurangnya kenyamanan untuk beraktivitas. Studi ini mengungkap nilai-niai dan periode pembangunan setiap elemen bangunan.
Elemen arsitektur Fungsi-bentuk-makna dibaca wujudnya pada objek, lalu diungkap makna kulturalnya dan dijabarkan berdasarka periode pembangunan, untuk mempeijelas tindakan pelestarian setiap elemen bangunan.
Pendekatan melalui Teori Capon untuk melihat susunan elemen arsitektur berupa fungsi bentuk-makna. Teori pelestarian Piagam Burra Charter sebagai pendekatan Makna Kultural, yang dipertahankan melalui tindakan pelestarian. Tipologi Arsitektur oleh Hadinata dan Sidharta Budihardjo
untuk penjabaran nilai arsitektur setiap elemen bangunan, dan ICOM (International Council of Museum) sebagai pedoman tindakan pelestarian pada museum. Metoda yang digunakan ialah kualitatifinterpertasi.
Fungsi-bentuk-makna dideskripsikan pada obyek, sekaligus sebagai acuan Makna Kultural, yaitu: aspek bentuk berupa Nilai Arsitektur dan Kekriyaan, aspek Fungsi berupa Nilai Guna Bangunan, dan aspek Makna berupa nilai Kesejarahan. Hasil Penelitian. "Bentuk": Selubung bangunan masif, mengalami adaptasi terhadap lingkungan dan dilengkapi beragam omamentasi, dengan Tata Ruang simetris. "Fungsi": Dinding tebal sebagai struktur bangunan dan sebagian sebagai perlindungan terhadap iklim lokal, ornamentasi menggambarkan pencampuran budaya luar dengan lokal. Mengalami perubal1an fungsi dari sebuah sekolah dan tempat tinggal putra mahkota, menjadi museum lukisan.'Makna": Ornamentasi pada plafond, railing, dinding, gevel, dan kolom merupakan pencampuran gayaArt Nouveau, lndische Empire Style, dan arsitektur loka. Makna Kultural berupa Nilai Arsitektural, Kekriyaan, Kesejarahan dan Nilai Guna bangunan. Nilai Arsitektural: elemen pembentuk bangunan berupa pencampuran gaya dari
berbagai budaya, Nilai Kesejarahan: fungsi bangunan sebelumnya sebagai sekolah dan tempat tinggal putra mahkota. Nilai Kekriyaan: Teknologi pembentukan elemen pada bangunan, baik struktural maupun arsitektural. Nilai Guna Bangunan: Fungsi bangunan saat ini sebagai Museum Lukisan. Peri ode tahun 1921-1934 ditentukan sebagai acuan keaslian elemen pada bangunan. Kondisi bangunan masih utuh dan kokoh, namun terdapat keambiguan zaman pada elemen pembentuk bangunan, kerusakan minor berupa kotor, karat, dan pudamya warna, juga kurangnya kenyamanan sebagai sebuah museum
lukisan. Tindakan pelestariannya ialah Adaptasi, perubahan fasad, kenyamanan termal dan pencahayaan dalam ruangan, lalu preservasi berupa perawatan rutin.
Kata-kata kunci : Museum Lukisan, makna kultural, adaptasi, preservasi
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp33316 | DIG - FTA | Skripsi | ARS-TM2 PRA a/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain