Computer File
Assessment and analysis of the organizational culture at Perum Jasa Tirta II (state-owned company)
Budaya perusahaan memiliki peran penting bagi suatu organisasi dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin kompetitif. Robbins dan Judge (2013) menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan sistem tata nilai yang dipegang oleh para anggota suatu organisasi, yang dapat membedakan satu organisasi dengan organisasi yang lain.
Penelitian ini dilaksanakan untuk memetakan budaya organisasi di Perum Jasa Tirta II (PJT II) : budaya yang berkembang saat ini dan budaya yang diharapkan oleh para karyawan serta budaya yang diharapkan berdasarkan visi dan misi PJT II. Sebagai Badan Usaha Milik Negara, PJT II ditugaskan untuk melaksanakan pelayanan umum serta menghasilkan profit. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan budaya antara divisi yang melaksanakan fungsi pelayanan umum dengan divisi yang melaksanakan fungsi profit-oriented. Penelitian ini juga mengevaluasi keterampilan manajemen dari para manajer PJT II dan mengidentifikasi keterampilan serta kompetensi yang cocok dan dapat mendukung perubahan budaya organisasi. Data penelitian didapat melalui wawancara dengan puncak pimpinan PJT II, kuesioner OCAI (Organization Culture Assessment Instrument) yang terkumpul dari 402 karyawan, dan kuesioner MSAI (Management Skills Assessment Instrument) yang terkumpul dari 95 karyawan. Data yang terkumpul dianalisa dengan menggunakan program SPSS 22.0 dan Microsoft Excel 2010.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya yang berkembang di PJT II saat ini adalah Hierarchy Culture (26,14%) and budaya yang diharapkan oleh karyawan adalah Clan Culture (26,95%) sedangkan budaya yang diharapkan berdasarkan visi dan misi PJT II (berdasarkan hasil wawancara dengan puncak pimpinan PJT II) adalah Adhocracy Culture. Oleh karena itu, PJT II diharapkan memiliki karakteristik yang dinamis, innovatif, dan kreatif dalam menciptakan barang dan atau jasa. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa terdapat perbedaan budaya antara divisi yang melaksanakan fungsi pelayanan umum dan divisi yang melaksanakan fungsi profit-oriented.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa para manajer PJT II memiliki keterampilan terbaik dalam kategori Clan Skills (4.05 poin) dan mendapat nilai terendah dalam kategori Adhocracy Skills (3.68 poin). Untuk melakukan perubahan budaya, para manajer PJT II harus meningkatkan keterampilan manajemen yang sesuai dengan budaya yang diharapkan yaitu Adhocracy Culture. Para manajer harus meningkatkan Adhocracy Skills, meliputi keterampilan mengelola inovasi, mengelola masa depan dan mengelola perbaikan berkelanjutan. PJT II disarankan untuk melakukan perubahan budaya yang sesuai dengan visi and misi perusahaan, menetapkan strategi yang cocok bagi divisi pelayanan umum dan divisi profit-oriented serta melakukan perubahan budaya yang terintegrasi dengan perubahan keterampilan manajemen.
Kata kunci : Budaya Organisasi, OCAI, Perubahan Budaya Organisasi, Keterampilan Manajemen, MSAI.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes1741 | T/DIG - PMIS | Tesis | TES-PMIS SUM a/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain