Computer File
Watermarking multilevel dengan metode spread spectrum dan parity coding
Watermarking adalah suatu cara yang dapat digunakan untuk menjaga kepemilikan suatu media. Cara untuk menyatakan bahwa media tersebut merupakan milik seseorang adalah dengan menyisipkan watermark pada media tersebut yang selanjutnya disebut cover data. Watermark ini dapat berupa gambar logo atau teks, sedangkan cover watermark dalam skripsi ini berupa gambar berwarna dengan kedalaman warna 24 bit. Terdapat banyak metode yang dapat digunakan untuk melakukan proses penyisipan watermark. Dalam skripsi ini digunakan metode Spread Spectrum dan Parity Coding. Metode Spread Spectrum akan bekerja pada domain frekuensi untuk menyisipkan bitbit watermark. Untuk mengubah cover data dari domain spasial menjadi domain frekuensi akan digunakan metode Discrete Cosine Transform (DCT) dan menggunakan metode Inverse Discrete Cosine Transform (IDCT) untuk mengembalikan gambar ke bentuk spasialnya. Sementara itu, metode Parity Coding akan bekerja pada domain spasial dengan cara menyamakan nilai parity state blok yang akan disisipkan dengan parity state bit watermark. Ukuran maksimal watermark yang disisipkan terbatas pada ukuran cover data yang digunakan. Untuk memaksimalkan ukuran watermark yang dapat disisipkan, dibuat proses penyisipan multilevel, yaitu proses penyisipan beberapa watermark ke dalam cover gambar. Cara kerja penyisipan watermarking multilevel ini sama dengan cara kerja pada Multilevel Steganography (MLS), yaitu menjadikan hasil penyisipan level sebelumnya menjadi cover data untuk level sekarang. Pada skripsi ini metode Spread Spectrum akan digunakan untuk level pertama dan metode Parity Coding akan digunakan untuk level kedua. Hasil dari penyisipan ini akan dibandingkan dengan cover data yang digunakan untuk melihat kualitas hasil penyisipannya. Pengujian kualitas dilakukan untuk mengetahui apakah gambar tersebut masih memiliki ciri-ciri yang sama bila dibandingkan dengan cover yang digunakan. Perhitungan kualitas ini akan menggunakan metode Mean Square Error (MSE). Setelah itu, gambar ber-watermark tersebut akan dicoba diekstraksi untuk setiap level. Proses ekstraksi untuk level kedua yang disisipkan menggunakan metode Parity Coding berhasil, watermark dapat dilihat seperti semula saat sebelum disisipkan. Namun ekstraksi untuk level 1 dengan metode Spread Spectrum gagal, karena terjadi beberapa pembulatan bilangan saat proses perubahan domain dari spasial menjadi frekuensi dan kembali menjadi domain spasial.
Kata-kata kunci: Watermarking, multilevel, Spread Spectrum, DCT, Parity Coding, MSE
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp33388 | DIG - FTIS | Skripsi | INFO RIZ w/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain