Computer File
Usulan saat istirahat bagi pengemudi yang kekurangan tidur kronis pada jalan monoton dengan memperhatikan tipe sirkadian
Salah satu faktor pada manusia yang menyebabkan kecelakaan adalah kelelahan (fatigue) . lndikator dari kelelahan dapat diukur dari tingkat kantuk. Kelelahan yang terkait dengan penurunan performansi disebabkan oleh kekurangan tidur. Kekurangan tidur terdiri dari kekurangan tidur akut dan kronis. Kekurangan tidur kronis merupakan pembatasan waktu tidur selama beberapa hari berturut-turut. Angka kecelakaan meningkat akibat kondisi kekurangan tidur kurang dari 7 jam yang terjadi selama 2 hari berturut-turut. Selain itu, kondisi jalan monoton berpengaruh dalam kelelahan mengemudi daripada jalan tidak monoton. Untuk meminimasi kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh kekurangan tidur kronis, perlu dilakukan istirahat pada waktu tertentu.
Dalam penelitian ini digunakan Momingness-Eveningness Questionnaire untuk penentuan tipe sirkadian partisipan. Partisipan yang terlibat dalam penelitian merupakan pria berusia antara 18-25 tahun yang mampu mengemudikan mobil dan mempunyai Surat lzin Mengemudi. Kemudian, waktu tidur dari partisipan dilakukan pembatasan dengan durasi tidur kurang dari 5 jam dan 5-7 jam selama dua hari berturut-turut Pada eksperimen digunakan driving simulator selama 6.0 menit menggunakan EEG sebagai alat ukur objektif dan KSS sebagai alat ukur subjektif. Alat tersebut digunakan untuk mengukur perubahan gelombang yang dapat menandakan perubahan kondisi kewaspadaan. Gelombang dikonversi menggunakan software MatLabR2009A. Untuk memperoleh rasio tingkat kantuk dapat dilakukan perbandingan antara gelombang slow waves dan fast waves. Selanjutnya, dilakukan pengujian ANOVA untuk mengetahui pengaruh dari tipe sirkadian, durasi tidur, dan interaksi keduanya.
Dari pengujian ANOVA dapat diperoleh hasil bahwa tipe sirkadian tidak berpengaruh terhadap tingkat kantuk dengan nilai F sebesar 0,0021, sedangkan durasi tidur berpengaruh terhadap tingkat kantuk dengan nilai F sebesar 39,608. lnteraksi antara kedua faktor tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat kantuk dengan nilai F sebesar 0,1533. Usulan yang dapat diberikan adalah penentuan waktu istirahat dengan melihat persentase kenaikan tingkat kantuk tertinggi. Untuk durasi tidur kurang dari 5 jam, pengemudi disarankan beristirahat pada menit ke-29 dengan persentase kenaikan sebesar 12,44%, sedangkan durasi tidur 5-7 jam pengemudi disarankan beristirahat pada menit ke- 49 dengan persentase kenaikan sebesar 11,352%.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp33445 | DIG - FTI | Skripsi | TI IRA u/17 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain