Computer File
Pengaruh proporsi elemen fisik spasial terhadap aktivitas pada koridor jalan kota : kasus studi Koridor Kauman - Ngasem dan Koridor Selokan Mataram, Daerah Istimewa Yogyakarta
Sebuah perancangan kota yang baik seyogyanya memiliki nilai keestetikaan yang
didalamnya terdapat kebenaran (truth), kebaikan (goodness), dan keindahan (beauty) yang
memiliki kesinambungan dengan nilai-nilai kebudayaan di kota tersebut. Dalam membentuk citra
sebuah kota, tidak hanya elemen fisik perkotaan saja, tetapi manusia juga turut berperan dalam
membentuk kekhasannya. Salah satu struktur ruang kota yang dekat dengan masyarakat setempat
dalam kelangsungan aktivitas sehari-hari adalah ruas koridor jalan. Dalam lingkup masyarakat
yang budaya dan tradisinya masih sangat kental seperti masyarakat di Daerah Istimewa
Yogyakarta, peran sebuah koridor jalan menjadi sangat penting dalam membentuk citra kota itu
sendiri.
Pembentukan ruang koridor tidak terlepas dari elemen fisik-spasial yang berada di
dalamnya. Manusia, sebagai pelaku aktivitas, memerlukan ruang yang nyaman sesuai dengan
kebutuhannya. Hal ini mengindikasikan adanya peran proporsi elemen fisik-spasial terhadap
aktivitas dalam pembentukan ruang koridor secara keseluruhan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi ragam aktivitas yang terjadi di koridor
Kauman-Ngasem dan koridor Selokan Mataram beserta klasifikasi proporsi elemen fisik
spasialnya. Serta melihat kaitan serta dampak antara proporsi dengan aktivitas yang terjadi di
koridor jalan.Pengamatan ini kemudian akan ditinjau dari teori estetika lingkungan perkotaan,
teori arsitektur kota, prinsip desain (proporsi, fungsi, dan kesatuan), dan teori aktivitas. Observasi
objek menggunakan metode serial vision pada kawasan objek yang dibagi menjadi beberapa
segmen dan fragmen.
Melalui penelitian ini ditemukan pada Koridor Kauman-Ngasem,ditemukan bahwa jenis
aktivitas yang paling banyak dilakukan adalah Tipe 6 (Dinamis-Linear-Sementara) – berjalan
kaki dimana proporsi pejalan kaki dan elemen fisik trotoar sudah dinyatakan ideal. Sedangkan
pada Koridor Selokan Mataram, ditemukan bahwa jenis aktivitas yang paling banyak dilakukan
adalah (Dinamis-Linear-Sementara) – berjalan kaki dengan perbandingan proporsi elemen fisik
jalan yang sudah ideal untuk pedestrian, dan aktivitas kendaraan bermotor dengan perbandingan
elemen fisik kota yang sangat lebar untuk lalu lintas kendaraan bermotor.
Hasil dari penelitian ini mengangkat fakta-fakta yang ada di lapangan dan diharapkan
menjadi acuan bagi penelitian yang baru untuk lebih dikembangkan dan mejadi sumber ilmu
pengetahuan baru bagi pembaca terkait ilmu tentang estetika perkotaan.
Kata Kunci: Aktivitas, proporsi, elemen fisik spasial, persepsi visual, Yogyakarta, Wonosari.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp33821 | DIG - FTA | Skripsi | ARS-ESKOT AMA p/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain