Computer File
Penggunaan activity-based costing system untuk menghitung harga pokok sewa kamar : studi kasus pada Hotel Megaland
Seiring dengan perkembangan zaman, seseorang akan lebih mudah
untuk bepergian, tidak hanya pergi dari satu kota ke kota lain namun juga pergi
melintasi batas antarnegara. Hal ini tentu saja memengaruhi kemajuan dalam
berbagai sektor di Indonesia, salah satunya pada sektor pariwisata yang ditunjukkan
pada peningkatan indeks daya saing pariwisata dan perjalanan di Indonesia dari
peringkat ke-70 pada tahun 2013, menjadi peringkat ke-50 pada tahun 2015 dari 141
negara (Kompas, 2016). Peningkatan tersebut akan berdampak pada pertumbuhan
ekonomi melalui berbagai aspek, mulai dari kontribusi pajak daerah, peningkatan
devisa, hingga penyerapan tenaga kerja. Solo merupakan salah satu kota yang
terkenal akan label kota budayanya, tentu saja turut berkontribusi dalam kemajuan
tersebut. Dengan itu Pemerintah Kota Surakarta berfokus untuk memajukan sektor
pariwisata pada tahun 2016. Industri perhotelan yang merupakan salah satu
akomodasi dalam berwisata pun turut menerima dampaknya. Untuk itu sangatlah
penting untuk dapat tetap bersaing di industri hotel, khususnya di Kota Solo.
Untuk dapat bersaing tentunya pihak manajemen perusahaan akan
melakukan berbagai strategi. Semakin tepat informasi yang diperoleh akan semakin
tepat keputusan strategi yang diambil. Salah satu faktor yang memengaruhi
pengambilan keputusan adalah informasi biaya. Dengan menggunakan activity-based
costing system dalam membantu perhitungan harga pokok sewa kamar, perusahaan
akan memperoleh informasi biaya yang lebih akurat berdasarkan hubungan sebabakibat
antara biaya dan pemacu biayanya. Sehingga akan diperoleh informasi biaya
yang lebih tepat karena pembebanan biaya tidak langsung yang sulit dialokasikan
oleh perusahaan dapat ditelusuri ke aktivitas-aktivitas.
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode penelitian
deskriptif analitis, yaitu metode yang bertujuan untuk memperoleh gambaran yang
cukup jelas, sistematis, dan akurat atas objek yang diteliti dengan cara memperoleh
data yang terkait dengan biaya, aktivitas hotel, dan sistem pembebanan biaya oleh
Hotel Megaland. Data yang sudah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis
dengan menggunakan teori activity-based costing system.
Setelah dilakukan penelitian ini, didapatkan bahwa perusahaan belum
membuat sistem biaya yang baik, karena hanya membebankan biaya langsungnya
saja. Harga pokok menurut Hotel Megaland adalah Rp 140.272 untuk Deluxe Twin,
Rp 139.897 untuk Executive, dan Rp 146.447 untuk Suite. Penulis melakukan upaya
untuk melakukan perhitungan harga pokok sewa kamar dengan sistem activity-based
costing sehinga menghasilkan perhitungan Rp 335.771 untuk Deluxe Twin, Rp
398.714 untuk Executive, dan Rp 1.415.692 untuk Suite. Hasil dari perhitungan
penulis menunjukkan adanya undercosted terutama pada kamar Suite sebesar
1.269.248. Untuk itu diharapkan pihak manajemen Hotel Megaland agar dapat
mengevaluasi sistem biaya dan strategi manajemen agar menghasilkan keuntungan
yang lebih optimal. Dan tentu saja sistem biaya dengan activity-based costing dapat
diterapkan Hotel Megaland apabila manfaat yang dirasakan melebihi dari
pengorbanannya. Penulis juga merincikan manfaat tersebut sebesar Rp
1.519.258.255 dan pengorbanannya Rp 69.000.000.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp34247 | DIG - FE | Skripsi | AKUN PRA p/17 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain