Computer File
Perbaikan mutu kain Grey Carded 130 gram di PT. K dengan menggunakan metode Six Sigma DMAIC
PT K merupakan salah satu perusahaan rajut yang berlokasi di Kota Bandung. PT K sendiri hanya memproduksi kain grey. Kain yang diproduksi oleh PT K adalah kain grey berjenis combed, carded, misty, CVC, TC, dan PE. Namun dalam proses produksinya, PT K masih sering memproduksi produk cacat. Penyumbang produk cacat terbesar berasal dari kain grey carded, yaitu sebesar 1,16%. Kain grey carded sendiri memiliki beberapa jenis, tetapi pada penelitian ini hanya diteliti kain grey carded 30s gramasi 130 gram. Hal tersebut dikarenakan kain grey carded 30s gramasi 130 gram merupakan penyumbang produk cacat terbanyak dari keseluruhan produksi kain grey carded yang diproduksi oleh PT K, yaitu sebesar 3,43%. Kain grey yang cacat memiliki nilai jual yang lebih rendah dibandingkan kain grey yang tidak cacat. Hal tersebut membuat PT K ingin mengurangi jumlah produk cacat yang mereka produksi.
Pada penelitian ini digunakan metode Six Sigma DMAIC untuk menurunkan proporsi produk cacat dari kain grey carded 30s gramasi 130 gram. Metode Six Sigma DMAIC adalah metode peningkatan kualitas secara terstruktur yang dapat mengurangi jumlah produk cacat. Six Sigma DMAIC memiliki lima tahapan, yaitu :define, measure, analyze, improve, dan control.Pada tahap define dilakukan pengidentifikasian proses-proses yang dilakukan dengan diagram SIPOC dan pengidentifikasian spesfikasi atau atribut-atribut yang diinginkan oleh customer dengan CTQ. Pada tahap measure dilakukan pengambilan data dan pengukuran performansi dari system sebelum penerapan perbaikan dengan menghitung DPMO, level sigma, dan proporsi produk cacat. Pada tahap analyze dilakukan pencarian akar permasalahan yang menimbulkan cacat pada produk dengan menggunakan Ishikawa Diagram dan penentuan prioritas usulan dengan menggunakan FMEA. Pada tahap improve dilakukan penerapan usulan perbaikan. Pada tahap control dilakukan pengambilan data dan pengukuran performansi dari system setelah penerapan perbaikan dengan menghitung DPMO, level sigma, dan proporsi produk cacat.
Setelah penerapan usulan perbaikan pada PT K, terjadi peningkatan pada ukuran performansi sistem yang awalnya memiliki DPMO, level sigma, dan proporsi produk cacat secara berturut-turut 244.952,38, 2,19, dan 3,43% menjadi 240.540,54, 2,26, dan 0,81%.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp36662 | DIG - FTI | Skripsi | TI KRI p/18 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain