Text
Studi analisis gedung evakuasi tsunami beton bertulang berdasarkan ASCE 7-16 dan FEMA P646-2012
Dewasa ini, intensitas gempa bumi di Indonesia semakin meningkat, tentunya hal tersebut mempengaruhi potensi terjadinya tsunami. Hal tersebut menjadi dasar dibangunnya struktur bangunan yang tahan terhadap beban gempa dan mampu menahan pengaruh dari tsunami. Dari kejadian-kejadian tsunami sebelumnya, korban bencana tsunami lebih banyak disebabkan oleh puing-puing bangunan yang hancur diakibatkan oleh tsunami, puing-puing tersebut terbawa arus dan tidak jarang pula menghantam bangunan-bangunan di sekitarnya. Oleh karena itu, dibutuhkan struktur yang dapat menahan beban yang diakibatkan oleh puing bangunan tersebut. Penelitian dilakukan dengan 2 metode, yaitu studi pustaka dan studi analisis. Studi pustaka dilakukan untuk memahami konsep beban tsunami dan syarat-syarat tambahan untuk bangunan yang berfungsi sebagai bangunan evakuasi, dan untuk studi analisis dilakukan analisis terhadap struktur menggunakan program ETABS dimana beban tsunami yang diinput mengacu pada ASCE 7-16. Struktur yang didesain merupakan struktur beton bertulang dengan pembebanan tsunami yang terdiri dari beban hidrostatik, beban hidrodinamik dan beban puing dimana ketinggian genangan tsunami diasumsikan setinggi 4,2 meter. Dengan beban tsunami arah 450, hasil analisis memberikan kesimpulan bahwa beban tsunami tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap respon struktur dari bangunan evakuasi dengan nilai Ie 1,5, dimana bangunan yang menahan beban tsunami membutuhkan penambahan luas penampang kolom sebesar 4,167% dan penambahan kebutuhan tulangan longitudinal pada balok sebesar 19,7% pada tumpuan dan 9,82% pada bagian lapangan.
Kata kunci: beban tsunami, bangunan evakuasi
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp37982 | DIG - FTS | Skripsi | STR RON s/19 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain