Text
Respons Nestle terkait tuduhan atas kasus buruh paksa pada rantai pasokan makanan laut di Thailand (2014-2017)
Pelanggaran Hak Asasi Manusia kerap kali terjadi di sektor
perekonomian. Aktivitas ekonomi global yang didominasi oleh perusahaan
multinasional sering terduga melakukan pelanggaran-pelanggaran terkait HAM,
misalnya, buruh paksa. Nestlé sebagai perusahaan yang bergerak di industri
Fast Moving Consumer Goods dituduh terlibat dalam penggunaan buruh paksa
di rantai pasokan makanan laut di perairan Thailand. Penelitian ini mengkaji
mengenai respons Nestlé atas tuduhan hukum tersebut. Teori dan konsep yang
digunakan meliputi Pluralisme yang dipelopori oleh Paul R. Viotti dan Mark V.
Kauppi, Business options in responding to human rights oleh Otto Lerbinger,
dan the New Economy and Corporate Citizenship oleh Simon Zadek dan David
Birch. Penelitian ini menemukan berupa respons yang bertahap oleh Nestlé,
mulai dari mengeluarkan pernyataan, mempublikasikan press release, menjalin
kemitraan, dan menghasilkan perencanaan tindakan (action plan). Semua
respons yang diambil akan nyata terlihat sejalan dengan komitmen dan nilai
dasar yang dimiliki oleh Nestlé.
Kata kunci: Nestlé, respons, buruh paksa, Thailand, kemitraan
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp38515 | DIG - FISIP | Skripsi | HI SHA r/19 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain