Computer File
Kajian terhadap masalah air tak terhitung pada PDAM Kotamadya Bandung
Salah satu masalah utama dalam pelayanan air bersih, terutama di perkotaan negara berkembang adalah tingginya tingkat air tak terhitung. Air tak terhitung adalah selisih antara volume air yang didistribusikan ke dalam jaringan distribusi dengan jumlah total pemakaian air oleh konsumen yang terukur melalui meteran. Masalah tingginya tingkat air tak terhitung tersebut juga menjadi masalah yang pelik dan krusial bagi PDAM Kotamadya Bandung, dimana sampai bulan Desember 1997 tingkat air tak terhitung di Kotamadya Bandung masih sekitar 43%, dan bahkan pernah mencapai 66% pada akhir tahun 1992.
Secara umum, air tak terhitung dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu air tak terhitung secara fisik dan secara non fisik. Di Kotamadya Bandung, air tak terhitung secara fisik terutama disebabkan oleh kebocoran pada jaringan distribusi dan sambungan pelanggan. Sedangkan air tak terhitung secara non fisik antara lain disebabkan oleh sambungan tak terdaftar, meteran tidak akurat atau rusak/mati, kesalahan pembacaan meteran, tunggakan rekening, dan keterlambatan dalam penagihan.
Untuk menanggulangi masalah air tak terhitung tersebut, PDAM telah berupaya dengan berbagai program antara lain program pengembangan air bersili tahap II (BAWS It), penggantian pipa distribusi, relokasi pipa dinas dan sambungan langganan, zoning, pembentukan Tim Operasi Jaringan, dan program penggantian dan rehabilitasi meteran. Namun, hasil yang dicapai masih belum memuaskan, dimana dari bulan Juli 1995 sampai Desember 1997 tingkat air tak terhitung baru berhasil diturunkan sekitar 5%.
Sulitnya menanggulangi masalah air tak terhitung di Kotamadya Bandung adalah karena sangat kompleksnya masalah tersebut, karena saling terkait satu sama lain dengan berbagai masalah lain yang dihadapi oleh PDAM Kotamadya Bandung, dimana secara umum masalah air tak terhitung dipengaruhi oleh 3 masalah utama, yaitu kondisi keuangan PDAM yang buruk, tidak optimalnya operasi prasarana air bersih yang ada, dan pengelolaan perusahaan dan sistem kelembagaan yang masih lemah. Karena itu, untuk menanggulangi masalah air tak terhitung tersebut diperlukan suatu upaya jangka panjang yang berjenjang dan bertahap, yang secara umum terdiri dari 5 strategi dasar, yaitu pembenahan sistem administrasi, perbaikan kondisi keuangan, peningkaian produksi air, perbaikan kondisi fisik jaringan, dan perbaikan pengelolaan perusahaan dan aspek kelembagaan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes139 | T/DIG - PMTS | Tesis | 711.809 598 2 DJU k | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain