Computer File
Hubungan antara sikap konsumen Dept. Store X terhadap bauran eceran dengan frekuensi belanja
Bauran eceran (retail mix) merupakan implementasi strategi dalam bisnis eceran, dimana manajemen membangun bauran ecerannya dengan tujuan memuaskan kebutuhan pasar sasarannya lebih dari pesaingnya. Adapun kombinasi faktor atau atribut dari bauran eceran tersebut, terdiri atas: lokasi, kelengkapan barang, harga, promosi dan iklan, desain dan display, pelayanan, tenaga penjual, dan ditambah dengan atribut fasilitas penunjang. Studi ini menganalisis sikap konsumen terhadap bauran eceran dept store X yang telah dikembangkan pada awal tahun 2000 serta hubungannya dengan frekuensi belanja. Diperhatikan pula adanya pengaruh perbedaan latar belakang responden terhadap sikap konsumen serta menganalisis hubungan antara sikap kelompok konsumen yang menyatakan diri lebih sering berbelanja jenis produk supermarket dan fashion terhadap bauran eceran dengan frekuensi belanja. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai informasi dalam melakukan umpan balik yang dapat merespon perubahan lingkungan secara terus menerus.
Kriteria populasi adalah konsumen yang telah dan sedang berbelanja dalam waktu belanja normal. Ukuran populasi pada penelitian ini tidak dapat diketahui secara tepat menjadi dasar pertimbangan untuk menentukan ukuran sample yaitu menggunakan teknik non probability sampling dan memilih metode kemudahan (convinience samples), sehingga ditetapkan jumlah sampling yang akan diambil
sebanyak 200 orang di mana wawancara dan penyebaran kuisioner dilakukan selama 10 hari menjelang bulan ramadhan November 2001. Metode analisis korelasi rank spearman dan chie square-analisis kontigensi digunakan sebagai alat analisis statistik. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa : (1) jenis pekerjaan responden memiliki hubungan dengan sikap responden terhadap lokasi dan tingkat pendidikan juga memiliki hubungan dengan sikap responden terhadap pelayanan. (2) Adanya hubungan antara sikap responden terhadap bauran eceran dengan frekuensi belanja dimana hubungan tersebut sebesar 0,225 (r = 0,225) dan besar pengaruhnya sebesar 5,0625 % (R = 0,050625). Hal tersebut memberikan arti bahwa
perubahan variabel frekuensi belanja dari 200 responden disebabkan oleh perubahan sikap konsumen terhadap bauran eceran sebesar 5,0625% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lainnya. (3) Dari analisis korelasi antara sikap responden terhadap masing-masing atribut bauran eceran dengan frekuensi belanja, hanya sikap responden terhadap lokasi, harga, promosi dan pramuniaga (personal selling) yang mempunyai hubungan dengan frekuensi belanja, di mana besar hubungan tersebut: 0,242 ; 0,210 ; 0,143 ; 0,136. (4) Hasil analisis korelasi antara sikap 84 responden yang menyatakan diri lebih sering berbelanja jenis produk supermarket dan sikap 31 responden yang menyatakan diri lebih sering berbelanja jenis produk fashion terhadap bauran eceran dengan frekuensi belanja menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap terhadap bauran eceran dengan frekuensi belanja dari kedua kelompok responden tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang mempengaruhi frekuensi belanja untuk kedua kelompok Implikasi manajerial berdasarkan hasil penelitian adalah: (1) menciptakan dept. store yang memiliki fungsi lebih dari sekedar tempat belanja, (2) menambah kelengkapan barang, (3) mengadakan berbagai acara yang dapat menonjolkan citra toko, (4) atmosfir toko dibuat lebih nyaman, (5) memahami serta mempelajari spontaneous shopping dan impulse buying, (6) meningkatkan pelayanan pramuniaga melalui pelatihan, (7) memperbaiki pelayanan dalam proses pembayaran, (8) membuat konsumen dan pelanggan lebih loyal dengan memberikan
souvenir, (9) analisis sikap konsumen harus dilakukan secara periodik dan terus menerus.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes263 | T/DIG - PMM | Tesis | 658.834 2 FRA h | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain