Computer File
Pemilihan sumber pendanaan yang efisien dalam investasi pada mega proyek T21 di Indonesia
Kecenderungan global yang terjadi menunjukkan bahwa sektor telekomunikasi berkembang dengan sangat cepat dalam sepuluh tahun terakhir ini. Reformasi di sektor telekomunikasi pada gilirannya telah mengarah pada tren terjadinya hypercompetition. Hal ini telah mendorong para pelaku usaha sektor telekomunikasi untuk semakin kokoh dalam membangkan kemampuan bersaingnya dengan meluncurkan produk dengan fitur dan kualitas yang lebih baik seperti produk wireless/mobile yang pada saat ini berpotensi menjadi leader industri.
Objek penelitian ini adalah Mega Proyek T21 yang merupakan sebuah proyek
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk., dimana berdasarkan Corporate Strategic Scenario PT. TELKOM tahun 2003-2009 ditetapkan bahwa TELKOM akan mengembangkan bisnis fixed wireless dengan menggunakan teknologi CDMA yang memerlukan dana investasi yang besar. Pada kondisi ini perusahaan harus memutuskan sumber pendanaan yang optimal bagi Mega Proyek T-21 sehingga sumber pendanaan dan metoda pcmbayaran harus dapat mencapai financial goal proyek seperti capital expenditure efficiency, simplification of adminitration process, proper accounting treatment, dan acceleration of asset turnover.
Pada dasarnya semua sumber pendanaan untuk Capital Expenditure dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe dasar yaitu modal sendiri (equily) dan hutang (debt). Dalam proyek ini Telkom telah memilih Samsung sebagai salah satu penyedia perangkat infrastruktur serta instalasinya dengan skema pcndanaan Vendor Financing dipadukan dengan konsep Pay As You Grow sebagai cara pembayarannya. Samsung diwajibkan menyediakan pendanaan investasi dengan skema payment tertentu dimana periode pembayaran kembali oleh TELKOM kepada mitra penjual didasarkan atas tingkat utilisasi pcrangkat yang digunakan pembeli dalam periode tertentu dengan batas waktu tertentu dari Purchase Order (PO).
Skema yang telah diimplementasikan oleh perusahaan diduga tidak dapat mencapai financial goals yang telah ditetapkan. Untuk itu diperlukan suatu evaluasi dan analisis sebagai dasar umpan balik terhadap kebijakan dan strategi keuangan perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan agar tujuan keuangan (financial goal) yang telah ditetapkan dapat tercapai. Metoda yang digunakan oleh penulis dalam menentukan sumber pendanaan yang paling efisien ialah dengan mendiskontokan cash
outflow dengan tingkat biaya modal pada masing-masing skema sehingga diperoleh present value cash outflow. Penentuan skema pendanaan yang terbaik adalah skema dengan present value cash outflow yang terkecil. Dari hasil penelitian diperoleh temuan bahwa skema Varef-PAYG adalah skema dengan present value cash outflow yang tertinggi yaitu sebesar Rp
78.137.568.632, sedangkan skema long term debt financing, bond financing, dan equity financing menghasilkan present value cash outflow masing-masing sebesar Rp 63,944,954,923, Rp 49,834,079,280, dan Rp 943,496,499.
Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa skema Pay As You Grow merupakan skema pendanaan yang paling mahal sedangkan skema equily financing merupakan skema pendanaan yang paling efisien diantara alternatif pendanaan lainnya yang dimiliki TELKOM.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes897 | T/DIG - PMM | Tesis | 658.15 YOV p | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain