Computer File
Upaya United Nations Development Programme ( UNDP ) membantu mencapai tujuan milenium ( MDGs ) di Indonesia dalam perspektif "Development as freedom" Amartya Sen
Indonesia, satu dari 189 negara yang ikut menandatangani komitmen untuk
mencapai Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang
dideklarasikan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium PBB, September tahun
2000 di New York, di sahkan Majelis Umum PBB dalam Resolusi Nomor 55/2 tanggal
18 September tahun 2000 (A/Res/55/2 United Nations Millennium Declaration) meliputi
1.Pemberantasan kemiskinan ekstrim dan kelaparan, 2.Pencapaian pendidikan dasar
universal, 3.Pengembangan kesetaraan gender, 4.Pengurangan kematian anak,
5.Perbaikan Kesehatan ibu, 6.Penanggulangan HIV/AIDS, malaria dan penyakit-penyakit
lainnya, 7.Pemastian kebersinambungan lingkungan hidup dan 8.Mengembangkan
sebuah kemitraan global.
UNDP adalah koordinator dalam pencapaian MDGs Internasional, bertugas
membantu negara-negara berkembang dalam mengatasi permasalahan pembangunannya
termasuk negara Indonesia. Berkaitan dengan masalah pembangunan, Amartya Sen
dalam karyanya yang berjudul Development as Freedom mengatakan, pembangunan
merupakan proses pelapangan kebebasan masyarakat, kebebasan disini sangat penting
karena kapabilitas (capability) harus merefleksikan kebebasan yang memungkinkan
manusia berkemampuan untuk memperoleh hidup yang layak. Oleh karena itu menurut
Sen, demokrasi mutlak diperlukan untuk menjamin kebebasan manusia.
Berdasarkan uraian tersebut, maka pertanyaan penelitian tesis ini adalah
bagaimana upaya United Nations Development Programme (UNDP) dalam membantu
mencapai tujuan milenium (MDGs) di Indonesia dalam perspektif development as
freedom Amartya Sen ?
Tujuan milenium (MDGs), sebenarnya sudah merupakan tekat dan cita cita mulia
pemerintah indonesia, bahkan sejak sebelum jaman kemerdekaan, akan tetapi
kemakmuran rakyat masih jauh dari harapan dan pencapaian MDGs masih belum
terpenuhi, hal tersebut menurut amatan penulis disebabkan oleh dua faktor :
a. Pengaruh dari dalam negeri:
• Konflik dan bencana alam
• Akibat penyalahgunaan kekuasaan (Orde Lama/Orde Baru) yang otoriter, terjadi
pembatasan terhadap kebebasan masyarakat untuk turut berperan serta dalam
kehidupan di berbagai bidang, sosial, politik dan ekonomi.
• Setelah Reformasi, demokrasi terlaksana, tetapi kebebasan seakan tanpa norma
terjadi situasi sosial, politik dan hukum tanpa arah, mengakibatkan praktek
demokrasi menjadi semu,
• Kondisi pembangunan di Indonesiapun masih bertumpu pada pembangunan fisik.
b. Pengaruh dari luar negeri:
• Belum terealisasinya komitmen negara-negara donor dalam pemenuhan komitmen
Goal 8 (global partnership), yaitu menyisihkan pendanaan 0,7 % Pendapatan
Domestik Bruto (PDB).
• Faktor resesi global yang menyebabkan perlambatan ekonomi dunia.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes1041 | T/DIG - PMIS | Tesis | 388.959 8 GUY u | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain