Computer File
Orientasi nilai integritas dan keputusan etis di balik pelanggaran akademik : Pendekatan perkembangan moral kognitif terhadap manajemen perilaku berbasis nilai : studi kasus Sekolah Bisnis & Manajemen - Institut Teknologi Bandung
Ditemukannya fenomena mencontek di dunia akademik adalah kenyataan pahit yang harus diterima oleh institusi pendidikan yang mencita-citakan kehidupan berintegritas yang berdiri di atas nilai kejujuran. Keberadaan aturan dan sanksi tidak cukup membendung pelanggaran akademik untuk terus terjadi.
Keputusan untuk mencontek sebenarnya dapat dipahami sebagai bentuk pengambilan keputusan etis yang didasarkan atas kebaikan tertentu tergantung pada kesadaran moral. Perkembangan moral kognitif seseorang mengorientasikan ke mana nilai kebaikan itu terarah yang kemudian mempengaruhi keputusan etis yang diambilnya. Tiap orang akan mengalami perkembangan kemampuan moral kognitifnya sejalan dengan perkembangan kognisinya, membawa mereka melewati tahap demi tahap perkembangan moral secara hirarkis. Mereka memiliki orientasi nilai yang berbeda seturut di tahap mana mereka berada yang tergambar di dalam struktur nilai personal mereka. Orientasi nilai itu pula yang mengarahkan mereka untuk mengambil keputusan dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor situasional yang ada.
Penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen – Institut Teknologi Bandung menunjukkan bahwa tiap orang yang memiliki tahap perkembangan moral yang berbeda mengorientasikan nilai integritas akademik secara berbeda. Dalam penjelasan mereka tentang pengalaman mereka mencontek, diperoleh gambaran tentang sistem nilai personal mereka. Tindakan mencontek terjadi meski sebenarnya mereka juga sadar bahwa sebagai mahasiswa yang baik mereka sebaiknya tidak mencontek, melainkan berperilaku jujur. Artinya, tidak semua menempatkan nilai kejujuran pada hirarki tertinggi dari struktur kesadaran mereka, baik itu struktur keseharusan maupun struktur keinginan. Sejumlah faktor situasional juga terungkap, yaitu faktor-faktor yang luput dari prediksi, tetapi dapat mempengaruhi keputusan mereka untuk mencontek atau tidak.
Tidak berjalannya integritas akademik ternyata tidak hanya ditandai oleh terjadinya kecurangan akademik, tetapi juga bahwa tidak semua perilaku jujur dilakukan karena nilai kejujuran. Menciptakan integritas dengan demikian tidak hanya sekadar bagaimana membangun perilaku yang jujur, tidak juga hanya membangun pikiran yang jujur, tetapi juga konsistensi di antara keduanya.
Kondisi ideal integritas tersebut sebenarnya berpotensi besar untuk tercipta ketika seseorang mencapai tahap perkembangan moral tertinggi di mana seseorang mengorientasikan nilainya pada prinsip-prinsip moral universal. Idenya kemudian adalah bagaimana mendorong kemampuan moral kognitif mahasiswa sebagai anggota institusi pendidikan ke tahap perkembangan moral yang lebih tinggi. Ketika pendekatan imbalan dan hukuman gagal dalam mendukung terciptanya integritas akademik, menjadi tantangan bagi dunia pendidikan untuk menerapkan manajemen perilaku yang lebih dapat mendukung budaya organisasi yang menggambarkan nilai yang dipegangnya. Pendidikan moral terintegrasi di dalam kurikulum pendidikan formal dapat menjadi jalan keluar dengan memanfaatkan sistem pembelajaran studi kasus yang dapat diterapkan di perguruan tinggi seperti Sekolah Bisnis dan Manajemen – Institut Teknologi Bandung.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes1044 | T/DIG - PMM | Tesis | 658.001 WIS o | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain