Computer File
Perilaku tanah pasir jenuh pada saat gempa dan implementasi untuk analisis flow liquefaction : Studi kasus : Pantai Maumere pada gempa Flores, 1992
Kehancuran bangunan sipil akibat gempa tidak hanya disebabkan oleh struktur yang kurang kuat tetapi juga adanya peristiwa pencairan tanah pasiran yang jenuh atau dikenal dengan nama Liquifaksi. Bentuk lain sebagai akibat dari likuifaksi adalah longsoran lereng, hal ini disebabkan oleh karena adanya likuifaksi yang disertai dengan aliran (flow liquefaction).
Maksud penelitian dilakukan adalah untuk mempelajari lebih lanjut mengenai peristiwa flow liquefaction berdasarkan konsep kuat geser residual tanah pasir dengan menggunakan data uji lapangan seperti CPT dan SPT. Dimana data yang dikumpulkan dibuat korelasi antara Sus vs qc atau NSPT. Yang kemudian dipergunakan untuk mengevaluasi peristiwa flow liquefaction pada gempa Flores 1992 di lokasi pantai Maumere. Dimana flow liquefaction terlihat jelas di daerah sekitar tepi pantai, baik berupa longsoran dengan kerusakan infrastruktur jalan maupun pada rumah-rumah penduduk.
Salah satu perilaku tanah pasir akibat gempa adalah perubahan kekuatan geser yang sering dianggap drastis hingga dikatakan tidak mempunyai kekuatan geser sama sekali. Besarnya kekuatan tanah yang tersisa inilah yang akan dipelajari lebih lanjut.
Data lapangan yang dikumpulkan berasal dari daerah yang berbeda dengan sifat dan karakteristik tanah yang berbeda juga. Untuk itu diseragamkan dulu dengan cara mengkoreksi kandungan butir halus (fines content) didalamnya, sehingga karakteristiknya menjadi mirip. Korelasi ini digunakan untuk memperkirakan nilai kuat geser residual sehingga dapat digunakan untuk mengevaluasi potensi flow liquefaction. Dari hasil korelasi Sus vs qc terlihat bahwa untuk tanah butir halus harga Sus cenderung lebih tinggi pada nilai qc dan N yang sama. Bila kandungan butiran halusnya makin kecil maka harga Sus akan makin rendah dan khusus untuk tanah lempung harga Sus mendekati nilai kohesi, sehingga korelasi mendekati data empirik dari Begemann dan Sowers.
Pada studi kasus dengan menggunakan program komputer Plaxis dimana koefisien gempa yang diberikan sebesar 0.12 g, memberikan indikasi pada 2 tempat yang dipilih yang terjadi adalah flow liquefaction, karena displacement yang terjadi tidak hanya arah vertikal tetapi juga arah horisontal. Besarnya displacement yang terjadi tergantung dari besarnya nilai modulus tanah pada saat gempa terjadi, dan hasil kaji ulang pada kasus 1 dan 2 berdasarkan kondisi di lapangan terlihat bahwa harga modulus tanah pada saat gempa masing-masing sebesar 0.75 dan 0.7 dari modulus tanah tersebut sebelum gempa terjadi.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
tes395 | T/DIG - PMTS | Tesis | 624.151 36 VAL p | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain